Bagikan:

JAKARTA - Para petani di Provinsi Nusa Tenggara Timur harus mulai menghemat penggunaan air untuk menghadapi ancaman kekeringan di musim kemarau. Salah satu caranya adalah dengan menanam tanaman holtikultura yang tidak boros air.

"Para petani sudah harus mulai menghemat penggunaan air," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Ambrosius Kodo mengimbau dikutip Antara, Kamis 5 Mei.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan persiapan menghadapi musim kemarau di NTT dan langkah yang perlu dilakukan para petani.

Ambrosius mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis bahwa NTT sedang dalam masa peralihan dari musim hujan ke kemarau.

Untuk itu upaya mengantisipasi dampak kemarau berupa ancaman kekeringan perlu dipersiapkan dengan baik terutama bagi para petani agar tetap memproduksi tanaman pertanian.

"Petani di wilayah zona musim yang sudah memasuki kemarau agar memanfaatkan air sebaik mungkin agar kegiatan produksi tetap berjalan," katanya.

Lebih lanjut Ambrosius juga mengimbau agar petani mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan terutama di saat membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar rumput atau dedaunan.

Selain itu bagi masyarakat agar tidak membuang puntung rokok secara sembarangan yang dapat memicu munculnya titik api yang tidak terkontrol dan menyebabkan kebakaran yang meluas.

Ambrosius mengajak semua elemen masyarakat agar melakukan upaya-upaya meminimalkan dampak musim kemarau sehingga tidak menimbulkan kerugian besar.

"Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan menjaga lingkungan agar terhindar kebakaran hutan dan lahan," katanya.