YOGYAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sejumlah wilayah yang tersebar pada empat kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada dalam kondisi siaga bencana kekeringan meteorologis.
"Masyarakat kami imbau menyiapkan diri terhadap dampak terjadinya potensi iklim yang lebih kering, menjaga kesehatan tubuh, karena suhu udara dengan cepat berfluktuasi," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas dilansir ANTARA, Selasa, 20 Juni.
Reni menyebutkan sejumlah wilayah berstatus siaga bencana kekeringan yakni Kecamatan Prambanan, Berbah, Depok, Kalasan, Ngemplak, Gamping, Seyegan, Minggir di Kabupaten Sleman, Kecamatan Sentolo, Pengasih, Wates, Kokap (Kabupaten Kulon Progo).
Berikutnya, Kecamatan Imogiri, Dlingo, Piyungan, Banguntapan, Sewon, Bantul, Pandak, Kasihan, Sedayu (Kabupaten Bantul), serta Kecamatan Ponjong, Karangmojo, Ngawen, Nglipar, Wonosari, Paliyan, Playen, dan Patuk (Gunungkidul).
"Wilayah yang berstatus siaga tersebut telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian," katanya.
Selain itu BMKG juga mencatat sejumlah wilayah berstatus waspada kekeringan meliputi Kecamatan Galur dan Lendah (Kulon Progo), Pundong, Kretek, Bambanglipuro (Bantul), dan Purwosari (Gunungkidul).
Sejumlah wilayah berstatus waspada kekeringan telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian
Reni mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah (pemda) setempat yang berada dalam wilayah peringatan dini untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis tersebut.
Dia juga meminta masyarakat dapat menyesuaikan pola tanam untuk pertanian.
"Petani untuk menyesuaikan pola tanam dan jenis tanaman yang cocok ditanam pada kondisi iklim yang lebih kering," kata Reni.
BACA JUGA:
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto meminta masyarakat di provinsi ini bijak memanfaatkan air bersih menghadapi bencana kekeringan selama musim kemarau.
Menurut Lilik, potensi bencana kekeringan di DIY pada tahun ini perlu diantisipasi mengingat musim kemarau yang diperkirakan tidak lagi bersifat basah seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dia mengatakan upaya mitigasi telah dibahas dalam rapat koordinasi bersama BPBD kabupaten/kota se-DIY, Dinas PUP-PESDM DIY, serta Dinas Sosial DIY.
"Masing-masing kabupaten menyampaikan telah mempersiapkan diri untuk dropping air apabila dibutuhkan," ujar Lilik.