22 Daerah di Jatim Rawan Bencana, Khofifah Ingatkan Kesiapsiagaan
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (VOI)

Bagikan:

SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut ada 22 daerah di Jatim yang memiliki potensi tinggi terjadinya bencana seperti banjir luapan sungai, banjir rob, puting beliung, hingga longsor. Daerah itu harus menyiapkan kesiapsiagaan bencana jelang musim hujan pada November 2020 hingga Maret 2021 mendatang.

"Jadi, kita masih menunggu hasil rakor BMKG Jawa Timur untuk bisa memberikan peta secara lebih detai terkait 22 kabupaten/ kota ini supaya melakukan kesiapsiagaan," kata Khofifah, Jumat, 23 Oktober.

Daerah-daerah yang berpotensi dilanda bencana banjir akibat luapan air sungai di antaranya Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo. 

Kemudian, daerah berotensi banjir akibat luapan sungai Brantas meliputi Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember.

Di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan meluapnya sungai Welang. Sedangkan di Kepulauan Madura, ada Sampang yang berpotensi terdampak luapan Sungai Kemuning. Sedangkan bencana longsor berpotensi melanda daerah-daerah wilayah pegunungan dan berbukit seperti Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan.

Khofifah meminta pihak terkait pada 22 daerah tersebut untuk bisa mewaspadai dan siap siaga terkait potensi-potensi bencana. Terutama memasuki musim penghujan dan ancaman badai la nina. Namun demikian, Khofifah tetap meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik.

"Setelah Rakor itu kita breakdown dengan bupati/wali kota di 22 daerah itu kemudian kita akan secara simultan melakukan apel. Jadi kita lakukan kewaspadaan kesiapsiagaan. Tapi saya mohon semuanya tetap tenang dan tidak panik," ujar Khofifah.

Khofifah menyampaikan pentingnya koordinasi dengan pemerintah daerah, agar informasi terkait potensi bencana yang ada bisa sampai kepada masyarakat. Dia mencontohkan prediksi BMKG terkait kemungkinan terjadinya gelombang tinggi yang mencapaia 3,5 meter pada pekan ini. Menurutnya itu penting agar para nelayan lebih waspada.

"Prediksi BMKG dalam minggu-minggu ini akan ada gelombang 3,5 meter misalnya. Maka para nelayan harus terkonfirmasi supaya mereka tetap selamat. Atau dalam kondisi tertentu oh ini cuaca ekstrim, sementara jangan melaut dua tiga hari dan seterusnya," kata Khofifah.