COVID-19 di Surabaya Terus Melandai, 63 Kelurahan Nol Kasus
Ilustrasi/Pixabay

Bagikan:

SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan COVID-19 di Kota Pahlawan. Berbagai upaya mulai menuai hasil dengan data sebanyak 63 kelurahan sudah nol kasus.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Surabaya, Febriadhitya Prajatara, mengatakan Pemkot Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan kelurahan dengan nol kasus terkonfirmasi COVID-19. Salah satunya dengan melakukan penguatan upaya promotif dan preventif melalui sosialisasi protokol kesehatan, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan RT/RW, Kelurahan, Kecamatan dengan melibatkan lintas sektoral secara intensif dan berkelanjutan.

"Kami juga terus menjamin masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan tetap patuh malaksanakan 3C (menghindari close room, close distancing, crowded) dengan mengikutsertakan peran serta lintas sektor diantaranya yakni Karang Taruna, Babinsa, Bhabinkamtibmas," kata Febriadhitya Prajatara, Kamis, 22 Oktober.

Selain itu upaya meningkatkan pemeriksaan tes swab juga semakin masif dilakukan. Terutama bagi masyarakat yang memiliki angka resiko terkonfirmasi lebih tinggi. Sedangkan pelaksanaan tes swab dipastikan sudah dikoordinasikan dengan puskesmas.

"Kemudian, mensyaratkan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif bagi pelaku perjalanan. Terutama bagi warga yang baru pulang dari berpergian. Atau warga luar kota yang menginap di Surabaya," kata dia.

Pemkot Surabaya juga mengoptimalkan peran dan fungsi dari Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Menurutnya, ini menjadi penting dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan penularan COVID-19 di masyarakat. 

"Tentu dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap warga yang dikarantina atau isolasi mandiri," katanya.

Pemkot Surabaya juga memberikan fasilitas penyediaan sarana isolasi berupa Hotel Asrama Haji (HAH) bagi pasien yang terkonfirmasi. Orang Tanpa Gejala (OTG). "Sehingga dapat menurunkan risiko penularan di masyarakat," kata dia.

"Terakhir, melibatkan peran aktif Karang Taruna, PKK, Remas dan organisasi kemasyarakatan untuk menerapkan Program Sehat Mandiri, Bebas dari COVID-19 berbasis keluarga," pungkasnya.