Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengingatkan masyarakat Indonesia agar senantiasa menjaga secara teguh Pancasila dari pengaruh ideologi lain karena dasar negara ini dapat mencegah terjadinya perpecahan bangsa.

"Pancasila sudah terbukti pemersatu bangsa. Jadi, inti dari paparan saya, kalau kita mau berperan di dunia seperti seharusnya, kita harus kuat," kata Prabowo saat menyampaikan orasi ilmiah bertema “Peran Indonesia Menghadapi Perubahan Dunia Global dalam Satu Dekade ke Depan” di hadapan Wisudawan Universitas Pancasila, sebagaimana dikutip Antara dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 Juni.

Ancaman perpecahan itu, menurut dia, dapat datang dari berbagai hal, seperti isu agama dan penyebaran ajaran radikal sehingga masyarakat patut waspada.

Terkait dengan upaya memecah belah persatuan bangsa melalui isu agama, Prabowo mengatakan semua agama mengajarkan kebaikan. Dengan demikian, ujarnya, masyarakat jangan mau dipecah belah dengan isu agama.

"Semua agama mengajarkan kebaikan. Kalau ada yang mengajarkan kebencian, pasti niatnya lain. Jangan-jangan, itu kekuatan asing yang mau memecah belah kita," kata Prabowo.

Prabowo menyampaikan munculnya ancaman dari luar untuk memecah belah persatuan di Tanah Air disebabkan banyaknya pihak yang menginginkan Indonesia menjadi negara dan bangsa yang lemah.

"Kita harus mengerti bahwa kita selalu akan dipecah-belah. Jadi, hati-hatilah. Saya ingin kita terus menjaga kerukunan dan ketenangan. Politik kita boleh bersaing dengan keras, tapi di ujungnya, kita harus cool dan kita harus menganggap semua pihak adalah saudara sebangsa setanah air," ucap Prabowo.

Karena itu, kepada seluruh wisudawan, Prabowo mengingatkan mereka agar tidak pernah mau diajak atau terjerumus pada ajaran yang bersifat radikal.

Menurut Prabowo, ajaran radikal itu disebarkan oleh pihak-pihak tertentu karena mereka ingin melemahkan bangsa dan negara Indonesia yang kaya.

"Kita selalu diganggu karena kita kaya. Dari dulu, kita diganggu. Begitu proklamasi, kita diserang Belanda. Ada peristiwa Madiun, Negara Islam Indonesia (NII), Republik Maluku Selatan (RMS), G30S PKI, Organisasi Papua Merdeka (OPM), Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan sebagainya. Hampir semua ada intervensi asing," ujar Prabowo.