Respons Kesal Polisi untuk Bocah SD Penyebar Ancaman Palsu Penembakan Massal di Florida
Photo by Jeffrey Hamilton on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Polisi Florida benar-benar dibuat kesal oleh bocah berusia 10 tahun yang menebar ancaman palsu akan melakukan penembakan massal. Polisi tidak peduli meski itu ternyata hanya guyonan, mereka tidak mau ambil risiko.

Pihak berwenang Florida pada hari Senin 31 Mei, akhirnya merilis foto dan rekaman penangkapan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang dituduh mengancam akan menembak sekolahnya. Polisi menyebut langkah itu sebagai konsekuensi tersangka kriminal.

"Sementara saya mengerti anak laki-laki itu berusia 10 tahun, otaknya belum sepenuhnya berkembang, dia masih remaja. Tapi saya harus memberi tahu Anda: Ketika seorang anak berusia 10 tahun menekan pelatuk, akibatnya sama terlepas dari usianya," beber Sheriff Lee County Carmine Marceno dikutip dari New York Post, Selasa 31 Mei.

Kantor sheriff memposting video ke Facebook menampilkan pelaku yang teridentifikasi seorang siswa kelas lima di Sekolah Dasar Patriot di Cape Coral — ditangkap Sabtu 28 Mei karena dugaan ancaman melalui pesan teks.

Saat digiring, bocah ini mengenakan diborgol dengan tangan ke belakang. Dia memakai Crocs biru, kaus berkerudung, dan celana pendek yang serasi.

Marceno berbicara tentang tersangka yang memiliki wajah baby face. Pelaku memberi tahu seorang temannya melalui pesan teks, "bersiap-siap" baginya untuk melakukan penembakan massal.

"Saya menipu teman saya," tulis bocah itu dalam teks, yang menyertakan gambar uang Google, menurut laporan penangkapan.

Daniel kemudian diduga membagikan gambar empat senapan serbu yang dia akui dibeli. Dia juga bilang "bersiap-siap untuk hari air" - merujuk pada acara yang disponsori sekolah baru-baru ini di mana siswa berpartisipasi dalam kegiatan air.

“Kami tidak menunggu 1 detik,” kata Marceno melihat ancaman bocah itu.

“Kami menyelidiki setiap ancaman seolah-olah itu nyata. Kami tidak memiliki toleransi nol," katanya.

“Anak-anak kita akan aman apa pun yang terjadi," lanjut dia.

"Anda tidak bisa datang ke salah satu sekolah saya di daerah saya dan menghadirkan kekuatan mematikan," kata Marceno.

“Karena kita bertemu kekuatan mematikan dengan kekuatan mematikan, tanpa satu detik, tanpa ragu-ragu. Jika Anda berpikir Anda akan datang dan membunuh seorang anak, guru, atau anggota fakultas, pikirkan lagi — kami akan segera membunuh Anda.”