JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis penguat atau booster digiatkan agar cakupannya bisa cepat ditingkatkan.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 31 Mei.
"Bapak Presiden menyampaikan ini (cakupan vaksinasi) booster (penguat) baru 25 persen. Agar (vaksinasi) booster-nya diperbanyak karena memang kita sekarang sudah 412 juta dosis (vaksin) yang diberikan, dosis pertamanya juga sudah menembus 200 juta," kata Menkes.
Menurut data vaksinasi COVID-19 yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan pada Selasa siang, vaksinasi dosis penguat baru mencakup 45.672.972 orang atau 21,93 persen dari sasaran vaksinasi COVID-19 yang seluruhnya 208.265.720 orang.
Vaksinasi dosis pertama dan vaksinasi dosis kedua tercatat sudah dilakukan pada masing-masing 96,16 persen dan 80,39 persen dari target vaksinasi COVID-19.
BACA JUGA:
Menkes mengungkapkan, menurut hasil sero survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada Maret 2022 pemberian vaksinasi COVID-19 dosis penguat efektif meningkatkan kekebalan tubuh.
"Booster itu meningkatkan kekebalan atau kekuatan antibodi atau kadar antibodinya itu berlipat-lipat sehingga akan sangat melindungi (tubuh dari serangan virus penyebab penyakit)," ujarnya mengutip Antara.
Selain itu, Menteri Kesehatan mengatakan, pelaksanaan pelayanan vaksinasi COVID-19 harus digiatkan agar pasokan vaksin bisa segera didistribusikan, tidak sampai menumpuk di tempat penyimpanan dan berisiko kedaluwarsa sebelum digunakan.
"Arahan Bapak Presiden juga sekaligus untuk mempercepat stok vaksin yang banyak di daerah-daerah sekarang itu segera (didistribusikan untuk) menerapkan booster," katanya.
Hingga April 2022, Indonesia telah menerima 474 juta dosis vaksin COVID-19 yang terdiri atas sekitar 130 juta dosis vaksin hibah atau sumbangan dan 344 juta dosis vaksin yang dibeli oleh pemerintah.