Sejumlah Massa Tak Dikenal Masuk ke Barisan Mahasiswa, Orator: Hati-hati Penyusup!
Massa aksi mahasiswa di Patung Kuda (Foto: Diah/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Massa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) masih bertahan di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat ke arah Jalan MH Thamrin. Namun ada massa tak dikenal berusaha mendekat ke ksi demo menolak UU Cipta Kerja.

Sekitar pukul 16.25 WIB, orator dari BEM SI masih terus berorasi dari atas mobil komando yang mereka bawa. Namun, sebelumnya sekitar pukul 16.00 WIB atau saat mereka tengah beristirahat, terdapat sejumlah massa tak dikenal mendekati mereka. Massa ini kebanyakan berusia kisaran remaja dan menggunakan pakaian bebas tanpa atribut universitas.

Melihat banyaknya massa yang tak dikenal, mahasiswa yang tadinya sempat beristirahat dalam keadaan duduk dan tak membuat pagar betis kembali berdiri kemudian bersiap.

Koordinator BEM SI Remy Hastian kemudian naik ke atas komando. Dia lantas meminta teman-temannya untuk merapatkan kembali barisan dan membuat pagar betis.

"Ayo teman-teman kita rapatkan lagi barisannya. Kita buat border lagi," kata Remy dari atas mobil komando yang ada di kawasan Patung Arjuna Wiwaha, Selasa, 20 Oktober.

Mahasiswa kemudian berdiri dan mulai membuat barisan. "Hati-hati provokasi," kata seorang orator menyambung pernyataan Remy.

Kondisi terkini, mahasiswa dari BEM SI sempat menyanyikan sejumlah lagu, salah satunya adalah Buruh Tani. Namun, sekitar pukul 16.30 WIB mereka kemudian membubarkan diri.

Meski begitu, dari arah Patung Kuda Arjuna Wiwaha menuju ke Istana Negara masih ada pendemo lainnya yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang menuntut hal yang sama seperti pendemo sebelumnya yaitu menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.

Sebelumnya, BEM SI mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang (Perppu) untuk mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Mereka bahkan mengancam akan membuat aksi demonstrasi yang lebih besar lagi hingga menciptakan kegentingan nasional, jika Presiden Jokowi tetap bergeming dari tuntutan masyarakat.

"Apabila tidak bisa melakukan hal tersebut dalam 8x24 jam maka kami memastikan gerakan besar mahasiswa menciptakan kegentingan nasional tepat pada Hari Sumpah Pemuda," kata Koordinator BEM SI Remy Hastian.