Pengaruh La Nina, BPBD Minta Warga Rejang Lebong Bengkulu Waspada Bencana
lustrasi alat berat milik BPBD Rejang Lebong sedang membersihkan material tanah longsor. (Antara)

Bagikan:

BENGKULU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, meminta warga setempat untuk mewaspadai terjadinya bencana alam sebagai dampak cuaca ekstrem di wilayah itu.

Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong Shalahudin mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi tersebut akibat pengaruh La Nina sehingga menyebabkan turunnya hujan dengan intensitas lebat dan sedang dalam waktu yang lama disertai angin kencang dan petir.

"Cuaca saat ini masih ekstrem akibat dari pengaruh dari La Nina sehingga masyarakat harus mewaspadainya, kemungkinan bencana alam bisa terjadi kapan saja, tidak bisa diprediksi atau diduga," kata dia saat dihubungi di Rejang Lebong, Kamis 26 Mei.

Dia menjelaskan, dampak dari cuaca ekstrem ini sejumlah kecamatan di Rejang Lebong rawan terjadinya bencana berupa banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.

Shalahudin meminta warga yang tinggal di daerah rawan bencana diharapkan segera mengungsi ke tempat yang aman jika hujan turun dengan intensitas sedang dan lebat dalam waktu yang lama karena bisa menyebabkan terjadinya banjir maupun tanah longsor. "Ketika hujan jangan berlindung di bawah pohon atau papan reklame karena rentan roboh," katanya.

Beberapa kecamatan yang rawan terjadi bencana alam puting beliung di antaranya Kecamatan Bermani Ulu dan Bermani Ulu Raya. Rawan banjir di sejumlah desa dan kelurahan yang berada di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Air Putih dan Air Duku mulai dari Kecamatan Selupu Rejang, Curup Timur, Curup Tengah hingga Kecamatan Curup.

Sedangkan untuk tanah longsor berpotensi terjadi hampir di setiap kecamatan dengan lokasi terbanyak berada di wilayah Kecamatan Sindang Kelingi dan Sindang Dataran.

Menurut dia, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam ini pihaknya telah menyiagakan personel dari Pusdal Ops serta relawan BPBD tersebar di 156 desa dan kelurahan.

"Sedangkan untuk peralatan yang disiagakan berupa alat berat jenis 'loader' satu unit serta perahu karet, pelampung, mobil tangki, mobil dapur umum, dan logistik untuk korban bencana alam," pungkasnya.