Banjir Rob Setinggi 2 Meter di Semarang, Pakar Sarankan Mitigasi di Sepanjang Muara Sungai dan Tepi Pantai
Banjir rob setinggi 2 meter lebih menerjang kawasan pesisir Semarang. (Antara)

Bagikan:

SEMARANG - Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Yanto menilai mitigasi jangka panjang perlu disiapkan untuk mengantisipasi banjir rob setinggi 2 meter lebih yang menerjang kawasan pesisir Semarang, khususnya daerah di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas.

"Untuk mencegah air pasang masuk ke daratan, infrastruktur merupakan pendekatan yang paling mungkin dilakukan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa 24 Mei.

Berdasarkan data BMKG, Yanto menuturkan potensi banjir rob ini diperkirakan terjadi hingga 25 Mei mendatang. Menurutnya, banjir rob ini merupakan perpaduan air dari darat karena curah hujan yang tinggi dan tingginya gelombang pasang akibat siklus jarak antara Bulan dan Bumi yang mencapai titik terdekat.

Dia menambahkan, peningkatan pasang air laut merupakan fenomena alam yang tidak bisa dihindari kejadiannya, namun meningkatnya banjir dari daratan merupakan kejadian yang dapat dikurangi probabilitasnya atau diturunkan besaran banjirnya.

"Upaya mitigasi seharusnya ditujukan untuk mencegah atau mengurangi air pasang yang masuk ke daratan atau permukiman dan mengurangi debit banjir," imbuhnya.

Pembuatan tanggul di sepanjang muara sungai dan di tepi pantai perlu dilakukan pada lokasi-lokasi rawan banjir rob.

"Selain mencegah air pasang naik ke daratan, tanggul juga dapat mencegah luapan banjir masuk ke bantaran sungai. Pendekatan lain yang dapat dilakukan adalah menanam bakau di tepi pantai untuk memperlambat masuknya air pasang ke daratan," ujarnya.

Faktor lain yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, tambah dia adalah turunnya muka tanah akibat penggunaan air tanah secara masif.

"Untuk mengatasi ini, pemerintah perlu melakukan upaya terpadu terhadap pemenuhan kebutuhan air domestik, memaksimalkan peran dan fungsi perusahaan air minum daerah untuk memenuhi kebutuhan semua warga dan mengawasi pemompaan air tanah melalui sumur," katanya.

Dia menambahkan bahwa di sisi hulu sungai, pengelolaan terpadu daerah aliran sungai perlu dilakukan.

"Perlu pengelolaan tata ruang yang lebih berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana, selain itu perlu pembangunan infrastruktur pengendalian banjir baik di badan sungai maupun di daerah aliran sungai," tandasnya.