JAKARTA - Hasil pertemuan kedua Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20 akan dibawa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ke pertemuan pendidikan (Transforming Educational Summit) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
"Ada hal menarik pada pertemuan kedua EdWG yang diselenggarakan di Bandung pada 18 Mei hingga 19 Mei 2022, yakni adanya inisiatif untuk membawa draf laporan pada ajang Transforming Educational Summit," ujar Ketua EdWG G20, Iwan Syahril di Bandung, Jumat 20 Mei.
Dia menambahkan, kepemimpinan Indonesia melalui Kemendikbudristek pada G20 akan mendapatkan perhatian dunia dan dapat menginspirasi pemulihan pendidikan di banyak negara.
“Draf laporan EdWG G20 yang akan kita bawa ke tingkat dunia mendapatkan apresiasi yang sangat positif, bahkan kerangka kerja pemulihan pendidikan berdasarkan prinsip gotong royong mendapatkan porsi khusus di dalamnya," ujar dia.
Iwan menambahkan draf laporan tersebut disusun secara koheren dengan data yang berasal dari negara anggota G20 dan undangan khusus.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada para delegasi Negara Anggota G20, Negara Undangan Khusus, UNESCO, UNICEF, OECD, dan Bank Dunia, Kelompok Pelibatan Bisnis (Business20/B20) dan Pemuda (Youth20/Y20) G20, serta tim Kemendikbudristek atas seluruh keterlibatan dan dukungan yang diberikan.
Pertemuan ketiga EdWG G20 akan dilaksanakan pada 22-23 Juni dan pertemuan keempat serta pertemuan tingkat menteri pendidikan akan diselenggarakan pada 25-27 Juli 2022.
“Kami berharap penyelenggaraan pertemuan tingkat menteri pendidikan akan berjalan lancar dan Kemendikbudristek dapat membawa nama baik Indonesia,” ucap Iwan.
BACA JUGA:
Ketua Delegasi Perancis, Francois Parain, menyampaikan dukungannya dan mendorong inisiatif yang dihadirkan dalam draf laporan Presidensi G20 EdWG 2022 untuk dibawa ke tingkat pertemuan yang lebih tinggi pada September 2022.
"Kami pikir sangat penting untuk mencatat bahwa sistem pendidikan memainkan peran mendasar dalam vitalitas ekonomi dan korelasi sosial. Sehingga, kita bisa memiliki sesuatu yang menyuarakan solusi dalam menghadapi tantangan global di masa depan," ujar Parain.