Satgas: Kasus Positif COVID-19 Indonesia Turun Meski Mobilitas Tinggi
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito/DOK ISTIMEWA

Bagikan:

JAKARTA - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan tren kasus positif COVID-19 harian di Indonesia mengalami penurunan, meski mobilitas masyarakat tergolong tinggi.

"Mobilitas di Indonesia khususnya sektor ritel dan rekreasi terus menunjukkan kenaikan sejak bulan Maret lalu hingga sekarang. Dan kenaikan itu tidak diikuti dengan kenaikan kasus harian," ujarnya dikutip Antara, Rabu, 19 Mei.

Artinya, lanjut dia, penularan kasus positif COVID-19 di Indonesia dapat ditekan di tengah masyarakat, meski mobilitas saat ini menjadi yang tertinggi selama pandemi.

"Ini adalah kabar baik yang penting untuk terus dipertahankan ke depannya," sambungnya.

Jika dilihat pada data kasus di tingkat nasional, Wiku mengatakan Indonesia masih terus menunjukkan perbaikan pada indikator kasus aktif dan kesembuhan. Sementara indikator kematian, masih bertahan pada angka yang sama.

"Angka kematian masih berada di atas rata-rata dunia di saat kasus aktif dan kesembuhan sudah berhasil lebih baik dibandingkan dunia," tuturnya.

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, Wiku memaparkan, kasus aktif pada tingkat nasional menunjukkan tren penurunan menjadi 0,08 persen pada pekan terakhir dimana angka ini lebih rendah sekitar empat persen di bawah rata-rata kasus dunia.

Apabila dilihat dari jumlah kasus aktif nasional pada tanggal 8 Mei lalu, Wiku mengatakan, terdapat 6.000 orang penderita COVID-19 dan per 15 Mei turun menjadi sekitar 4.700 orang.

Sedangkan angka kesembuhan COVID-19, dia menyampaikan, juga terjadi perbaikan dengan jumlah orang sembuh pada level nasional pada pekan ini tercatat meningkat.

Tercatat, terdapat sekitar 3.600 orang sembuh, dengan persentase kesembuhan sebesar 97,34 persen jika dibandingkan dengan dunia.

"Persentase kesembuhan Indonesia masih bertahan sekitar tiga persen di atas rata-rata dunia," katanya.

Sementara terkait kematian, Wiku mengatakan persentase dan jumlah kematian di Indonesia cenderung tetap dibandingkan pekan sebelumnya, yaitu 2,59 persen.

Sementara jumlah orang meninggal rata-rata tiga bulan terakhir mengalami penurunan dan saat ini rata-rata di angka 13 kasus. 

"Tentunya kita tidak dapat memutar kembali waktu untuk mengembalikan nyawa orang-orang yang kita kasihi, namun kita masih bisa mencegah agar penularan tidak terjadi dan kematian dapat dihindari melalui kesadaran kita untuk menjalankan protokol kesehatan dan testing," kata Wiku.