Bagikan:

MANADO - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bergeser di bulan September.

"Diperkirakan mundur di bulan September, biasanya puncak musim kemaraunya di bulan Agustus," sebut Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Molle dikutip Antara, Jumat, 6 Mei.

Di bulan Mei ini, kata dia, masih dikategorikan periodisasi peralihan menuju musim kemarau.

Curah hujan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di pagi, siang hingga malam hari di sejumlah wilayah Sulut.

"Di kabupaten kepulauan seperti Sitaro, Sangihe dan Talaud rata-rata curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," katanya.

Begitu pun dengan wilayah yang ada di Selatan Sulut, seperti Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Timur yang kondisi cuacanya berbanding terbalik dengan wilayah Kota Manado dan sekitarnya.

"Semisal di Kota Manado dan sekitarnya memasuki musim kemarau, di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan musim hujan," ujarnya.

Dia berharap masyarakat waspada ketika sudah memasuki musim kemarau.

Selain bahaya kebakaran hutan dan lahan, bisa juga terjadi ancaman kekeringan dan kesulitan air bersih.