Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay heran dengan hasil survei lembaga survei Indikator Politik Indonesia yang menempatkan elektabilitas partainya diurutan kesepuluh dengan 1,1 persen. Jika hasil itu benar didapat dalam Pemilu 2024 mendatang, artinya PAN tidak lolos ke Senayan. 

"Secara akademik, kami mengapresiasi hasil survei itu. Meskipun, ada banyak tanda tanya yang terselip. Namun, karena yang melakukan survei menyebut bahwa mereka sudah menggunakan metodologi yang baik, tentu kami tidak bisa persoalkan," ujar Saleh kepada VOI, Rabu, 27 April.  

Sebab menurut Saleh, partai tidak ada waktu mengkroscek metodologi apa yang digunakan untuk mengukur penelitian terkait elektabilitas parpol. Sehingga PAN menerima hasil survei Indikator Politik dengan catatan.

"Kami orang partai. Tidak punya waktu untuk menelusuri metodologi yang mereka pakai. Posisi kami, ya menerima hasil survei itu dengan sejumlah catatan kritis," katanya. 

"Sejauh yang kami tahu, mereka juga tidak bisa menjelaskan mengapa hasil survei yang mereka lakukan selalu jauh berbeda dari perolehan PAN pada pemilu. Katanya, pakai metode yang sudah teruji. Tapi hasilnya tidak benar. Ini yang salah yang mana? Metodologinya atau apa?," sambungnya. 

Selain itu, lanjut Saleh, PAN selama ini juga jarang sekali melakukan survei yang diekspos ke publik. Yang ada, kata dia, hasil survei yang dibayar orang lain diumumkan ke publik dengan prosentase yang kecil. 

"Nah, di survei itu PAN dipatok di angka yang sangat jauh dari hasil-hasil pemilu sebelumnya. Dan selalu begitu (kecil, red)," ucapnya. 

"Kalau ditanya, mengapa hasilnya jauh dari kenyataan. Jawabannya, hasil survei dinamis, ada margin error, ditentukan oleh undecided voters, dan tergantung kinerja caleg. Kalau begitu jawabannya, mengapa masih perlu ada survei? Hasilnya kan banyak yang melenceng?," tambah Saleh. 

Namun, Ketua Fraksi PAN DPR itu mengatakan, sebagai partai politik, PAN tetap akan menjadikan hasil survei itu sebagai referensi.  

"Referensi untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kinerja seluruh anggota. Kami yakin bahwa kerja keras pasti tidak akan mengkhianati hasil," pungkas Saleh. 

Seperti diketahui, hasil survei elektabilitas partai politik Indikator Politik, yakni posisi pertama ada PDIP dengan 23,7 persen, kedua Gerindra 11,4 persen, ketiga Golkar 10,9 persen, keempat  PKB 9,8 persen, dan kelima Demokrat 9,1 persen. 

Sementara, keenam ada PKS 5,5 persen, ketujuh NasDem 3,9 persen, kedelapan PPP 3,3 persen, kesembilan Perindo  2,1 persen dan kesepuluh PAN: 1,1 persen.

Selanjutnya, Hanura 0,6 persen, Berkarya 0,3 persen, PSI 0,3 persen, PBB 0,3 persen, Garuda 0,3 persen, PKPI 0,0 persen, Gelora 0,0 persen, Ummat 0,0 persen, dan Lainnya 0,0 persen. Sedangkan tidak tahu/tidak jawab 17,persen.

Survei Indikator Politik ini dilakukan dengan wawancara secara tatap muka pada 14-19 April 2022 terhadap 1.220 responden yang dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling. 

Dari jumlah tersebut, margin of error ± 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden merupakan warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam Pemilu.