Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kedeputian Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) tengah menyiapkan strategi agar kuliner Indonesia dapat dikenal dunia internasional.

Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kenterian Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (Kemenko Marves) Sartin Hia mengatakan, memperluas penjulan kuliner Indonesia hingga ke mancanegara merupakan hal yang penting. Sebab, sektor ini pun turut serta berkontribusi bagi perekonomian nasional.

"Ini menjadi penting karena kontribusi kuliner bagi PDB nasional terbesar di antara subsektor ekonomi kreatif lainnya, yakni sebesar 41.47 persen," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 9 Oktober.

Sartin mengakui, bahwa masakan khas Indonesia saat ini masih kurang dikenal masyarakat mancanegara. Karena itu, dia berharap, kementerian maupun lembaga (K/L) dapat bersama-sama merumuskan cara dan membangun minat target khalayak melalui beberapa strategi.

"Kalau hanya jual destinasi, itu mungkin lupa, tapi kuliner dan budaya itu tidak ada duanya dan mungkin diingat seumur hidup," tuturnya.

Pemerintah telah mencanangkan tiga program besar dalam matriks rencana aksi strategi kuliner Indonesia. Pertama, Indonesia Spice Up the World atau Membumbui Dunia, yang rencananya diawali di pasar Afrika dan Australia, karena keduanya memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan strategi tersebut.

Melalui program ini, kata Sartin, bumbu-bumbu Indonesia diharapkan dapat semakin dikenal dan diminati masyarakat lokal di luar negeri. Sehingga, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat hingga ke petani Indonesia sebagai penghasil rempah atau bahan baku bumbu. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah terbaik, dan masuk dalam jalur rempah dunia.

Kedua, program Gastro Diplomasi Restoran yakni bagaimana meningkatkan kapasitas restoran Indonesia yang sudah ada di luar negeri, sekaligus untuk menambah jumlahnya.

Sartin mengatakan, strategi kedua ini dilakukan untuk menjawab harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar memperbanyak jumlah restoran Indonesia di luar negeri. Beberapa rencana aksi yang dilakukan adalah penguatan nation branding, pengembangan konsep/standar restoran Indonesia di luar negeri, serta menetapkan menu wajib untuk promosi yang terdiri dari tiga menu wajib.

"Kemudian membuat konsep insentif/kemudahan berusaha, serta promosi sinergi lintas kementerian/lembaga," tuturnya.

Ketiga, program Destinasi Gastronomi atau penguatan gastronomi di dalam negeri untuk menjadi daya tarik wisatawan. 

Sementara itu, Kepala Bidang Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Liz Zeny Merry mengatakan, bukan hanya ke luar negeri, kuliner di dalam negeri pun perlu menjadi perhatian. Pelayanan dan kebersihan merupakan dua aspek penting dalam menyajikan kearifan lokal. Masyarakat pun harus mendukung program ini dengan tetap makan makanan lokal, bangga, dan bersikap bijak jika ingin makanan Indonesia mendunia.

Pemerintah juga mengajak untuk melakukan pertukaran bumbu dan street food antarpulau, serta mengimbau diaspora daerah untuk memperkenalkan kuliner daerah asalnya ke tempat tinggal saat ini.

Menurut dia, hal ini menjadi menarik karena wilayah Barat Indonesia dengan Timur Indonesia pun menggunakan bahan-bahan masakan yang berbeda. Di Barat, penduduk menggunakan lebih banyak bumbu daripada mereka yang tinggal di Timur.

Untuk menyukseskan ketiga strategi ini, kata Zeny, diperlukan kesiapan, kesinambungan, dan konsistensi dalam menjalankannya. Kerja sama dan kolaborasi dari hulu ke hilir menjadi faktor penting.

"Diharapkan melalui kegiatan ini, K/L dapat bersinergi dalam mengupayakan kuliner Indonesia mendunia," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Diaspora Indonesia di Amerika Serikat Robert Manan berharap, dalam mempromosikan makanan Indonesia di luar negeri pemerintah dapat melibatkan melalui diaspora.

Dari sisi wisatawan, kata dia, wisatawan yang ke wilayah Indonesia dapat menerima tawaran paket kuliner. Paket ini akan mengkolaborasikan rasa dari berbagai menu makanan di daerah tersebut.

"Masak dengan bumbu Indonesia itu enggak ribet, tapi bisa kaya rasa," kata Robert.