JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengimbau masyarakatnya untuk melengkapi imunisasi bagi anak-anak. Tujuannya agar mereka terlindungi dari Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti Polio, Campak, dan Difteri yang penularannya sangat cepat.
“Kami berharap semangat tenaga kesehatan, masyarakat dan jajaran pemerintah daerah maupun mitra pembangunan dapat semakin ditingkatkan untuk menjalankan program imunisasi demi tercapainya tujuan keluarga yang sehat dan berkualitas,” kata Anies saat melaksanakan Pekan Imuniasi Dunia tahun 2022 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 23 April.
Dalam kesempatannya, Anies juga mengapresiasi kolaborasi vaksinasi COVID-19 sebagai upaya penanggulangan pandemi di Jakarta. Tercatat Vaksin dosis 1 kepada 12,5 juta orang, dosis 2 sebanyak 10,6 juta orang, dosis 3 atau booster sebanyak 3,3 Juta orang.
“Sertifikat ucapan terima kasih kepada beberapa perwakilan mitra kolaborator atas keikutsertaan turun tangan membantu penyelenggaraan vaksinasi COVID-19 di Jakarta. Ketika kita melakukan vaksinasi, semuanya terlibat sehingga dibutuhkan kerja sama dari beberapa kolaborator. Hari ini, ada 16 kolaborator yang terlibat dalam vaksinasi pada hari ini. Kita lihat contohnya Polda Metro Jaya, tidak ada tupoksi untuk vaksinasi, TNI juga tidak ada. Namun, jika berbicara kemanusiaan, tidak ada batas tupoksi, yang ada murni perasaan saling tolong-menolong,” katanya.
“Sandainya kita mempunyai program vaksinasi yang melebihi target, ini bukan sebuah program, tapi adalah semua gerakan karena semuanya terlibat, dan semuanya terpanggil untuk ikut berkolaborasi. Hal ini membuktikan di Jakarta ini adalah rumah bagi para orang baik untuk saling membantu sesama," imbuhnya.
BACA JUGA:
Seperti diketahui, World Health Assembly (WHA) pada Mei 2012 memprakarsai Pekan Imunisasi Dunia setiap tanggal 16-22 April yang dilaksanakan lebih dari 180 negara. Imunisasi rutin sepanjang usia kehidupan dari bayi baru lahir sampai dengan dewasa untuk mencegah penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Di antaranya, Hepatitis B, TBC, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Haemofilus Influenzae Tipe B, Campak, Rubella, Congenital Rubella Syndrome, dan Kanker Leher Rahim.
Bucket Files:
Melalui PLTS ini, dampak yang diharapkan tidak hanya mengurangi emisi karbon sebanyak 23.000 ton per tahun, namun juga adanya pengurangan pemakaian fuel gas sebesar 352 MMSCF per tahun serta penghematan biaya operasi sebesar 4.3 juta dolar AS per tahun. Selain itu, PLTS juga membantu mengurangi pemanasan global yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.
"Sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, PHR terus berpegang teguh pada komitmen untuk mengimplementasikan aspek environment, social and governance (ESG) dalam pengelolaan bisnisnya," pungkasnya.