Satgas COVID-19 Minta Pemerintah Daerah Buat Sekat di Pengungsian Banjir
Anggota Tim pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah (Foto: Dok BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Tim pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan lokasi pengungsian banjir dengan menerapkan protokol kesehatan.

Kata Dewi, lokasi pengungsian banjir di masa pandemi harus memiliki inovasi agar tidak menjadi klaster penularan COVID-19, seperti dengan membuat sekat.

"Pemerintah daerah harus siap kira-kira bentuk inovasi apa ketika terjadi bencana banjir. Model pengungsiannya tidak sama dengan yang biasa, mungkin bisa dengan dibuat sekat," ucap Dewi dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 7 Oktober.

Kemudian, pemerintah daerah mesti memperhatikan sanitasi di tempat pengungsian, lalu kebersihan dapur, tempat makan, hingga kamar mandi.

Selain itu, masyarakat yang mengungsi juga diminta untuk menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Kadang orang lupa kita berkumpul dalam satu tempat, belum tentu tempat tidurnya aja bisa jaga jarak antara satu orang dengan lain. Dan biasanya, kalau di pengungsian itu anak-anakan berkumpul. nggak mungkin mereka diam-diam sendiri jika tidak ada sekat," ungkap Dewi.

 

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mewaspadai risiko penularan COVID-10 ketika masuk musim penghujan. Salah satu lokasi yang berpotensi menularkan COVID-19 adalah tempat pengungsian banjir yang bisa menjadi klaster baru.

"Dengan banyaknya pengungsi, ada potensi penularan cukup besar yang penularan di lokasi pengungsian dan bisa menimbulkan klaster baru," ungkap Wiku.

Kondisi banjir juga dapat mengakibatkan timbulnya sejumlah penyakit seperti demam berdarah, lepra, thypus, diare, dan penyakit kulit. Jika masyarakat terserang penyakit ini, maka potensi dirinya tertular COVID-19 juga semakin besar.

"Semua penyakit ini dapat menurunkan imunitas, sehingga masyarakat menjadi rentan tertular oleh COVID-19," tutur Wiku.