Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Ganjar Pranowo mendapat keluhan dari banyak warga saat memimpin kegiatan Musrenbang Wilayah untuk wilayah karesidenan Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Kota Salatiga, Purwodadi dan Kota Semarang) dan Petanglong (Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Kota Pekalongan). Dan banyak persoalan selesai saat itu juga.

Sejumlah persoalan yang disampaikan masyarakat pada forum itu, bisa langsung diselesaikan Ganjar.

Misalnya problem yang disampaikan salah satu perwakilan kelompok perempuan, Ika Nela Setiani. Dalam kesempatan itu, Ika menyampaikan problem yang dihadapi oleh ibu-ibu pemilik anak berkebutuhan khusus. Menurutnya, penanganan anak-anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Pekalongan masih belum maksimal.

“Belum ada klinik kembang anak pak di sini, selain itu juga belum ada psikolog yang khusus menangani ini. Kami berharap ada psikolog untuk penanganan anak-anak kami,” kata Ika.

Ika yang juga aktif di organisasi anak berkebutuhan khusus menyampaikan, banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang belum mendapat haknya. Mereka yang ada di desa-desa terpencil, sulit mengakses kesehatan di kota karena jarak dan minimnya transportasi.

“Oke bu Ika, nanti untuk psikolog biar dibantu Dinas Kesehatan kami. Pak tolong segera ditindaklanjuti, nomor bu Ika dicatat untuk mengetahui kebutuhannya. Untuk yang kesulitan berobat ke kota karena jarak dan minim transportasi, saya kasih bantuan mobil ya bu,” kata Ganjar membuat Ika terkejut seperti keterangan tertulisnya, Rabu 20 April.

Ika tak menyangka akan mendapat respon secepat itu dari Ganjar. Bahkan, ia juga tak menyangka mendapat bantuan mobil.

“Ekspektasi saya tidak seperti itu, ternyata respon Pak Ganjar secepat itu,” ujarnya.

Saat Ganjar meminta Kepala Dinas Kesehatan untuk segera menugaskan psikolog ke Puskesmas dan rumah sakit, hal itu menurut Ika sudah luar biasa.

"Usulan saya tentang adanya relawan masuk Puskesmas untuk psikolog dan RSUD disediakan psikolog, disetujui Pak Ganjar saja luar biasa, apalagi saat respon cepat soal kesulitan mobilisasi anak-anak dengan bantuan mobil. Semoga bisa bermanfaat,” pungkasnya.

Tak hanya Ika, salah satu warga lain yang tak menyangka mendapatkan respon cepat Ganjar adalah Kades Paninggaran. Saat itu, Kades Paninggaran menyampaikan ke Ganjar soal potensi di desanya, salah satunya perkebunan teh.

“Produk kami sudah banyak pak, sudah kami pasarkan ke berbagai daerah. Hanya kami butuh bantuan mesin pembuat teh celup agar bisa memproduksi maksimal,” tuturnya.

Kades itu mengatakan sudah melakukan survei harga pembuatan teh celup. Menurut informasinya, harga mesin itu sekitar Rp60 juta-Rp70 juta.

“Murah itu, saya belikan. Sudah, saya belikan karena sudah ada buktinya ini. Ini saya juga pegang teh hasil produksi desa njenengan. Mesin pembuat teh celupnya nanti saya yang belikan,” beber Ganjar.

Jawaban itu tentu saja membuat semua yang hadir dalam Musrenbang itu bertepuk tangan. Mereka tak menyangka bisa mendapat respon langsung dari Ganjar.

“Matur nuwun Pak Ganjar, wah top tenan,” kata Kades Paninggaran.