JAKARTA - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, langsung menunjuk Asisten I Bidang Pemerintahan Makassar, Andi Muh Yasir, sebagai Kasatpol PP sementara menggantikan Iqbal Asnan yang terlibat dalam pembunuhan pegawai Dinas Perhubungan Makassar.
"Penetapan tersangka terhadap Iqbal Asnan dan disertai bukti-bukti, maka saya harus mengambil keputusan agar pelayanan tetap berjalan. Saya menunjuk pak Asisten I sebagai pejabat sementara kepala Satpol PP," ujar Pomanto, di Makassar, Senin 18 April dikutip dari Antara.
Pemberhentian sementara dilakukan karena proses penyidikan masih berjalan dan belum memiliki kekuatan hukum tetap dari pengadilan.
Ia juga menyatakan penunjukan Yasir lebih kepada senioritas dan pengalaman. Yasir dinilai sebagai pamong senior dan memiliki banyak pengalaman sehingga dia dipilih memimpin penegak peraturan daerah tersebut.
"Pak Yasir itu pamong senior, punya pengalaman. Kejadian ini memberi kita pelajaran harus ada pembenahan terhadap seluruh ASN, seluruh petugas yang di garda terdepan pelayanan seperti Satpol dan Dinas Perhubungan," katanya.
Selain itu, dia mengajak seluruh anggota Satpol PP Makassar untuk tetap fokus dan profesional dalam bekerja setelah penangkapan tersebut dan secepatnya menetapkan pelaksana tugas kepala Satpol PP Makassar.
Penunjukan Plt kata dia, agar tidak ada kepincangan di tubuh Satpol PP dan pemilihan Yasir dia nilai sangat tepat.
Sebelumnya, penembakan terhadap pegawai Dinas Perhubungan Makassar, Najamuddin Sewang, terjadi sekitar pukul 10.00 WITA di Jalan Danau Tanjung Bunga, Minggu (3/4), usai mengatur lalu lintas di Jalan Metro Tanjung Bunga.
Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto mengatakan pelaku membeli pistol untuk menembak pegawai Dishub Makassar Najamuddin Sewang dari jaringan teroris.
"Pistol jenis revolver itu dibeli secara online (daring) oleh tersangka dan ternyata belinya sama jaringan teroris," kata Kombes Budhi Haryanto.
BACA JUGA:
Hasil uji forensik di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Cabang Makassar menyebutkan pistol tersebut bukan rakitan, melainkan senjata pabrikan.
Begitu juga dengan proyektil berkaliber 33 dan 38, kata Kapolrestabes, adalah hasil pabrikan.
Saat kejadian, tiga butir peluru ditembakkan pelaku dan selongsong pelurunya sudah disita. Demikian halnya dengan peluru utuh yang berjumlah 53 butir, termasuk senjata jenis pistol revolver tersebut.
"Setelah didalami tempat mendapatkan senjatanya, pelaku mengaku membeli secara online. Setelah ditelusuri, ternyata itu adalah jaringan teroris. Ini sementara didalami lagi," katanya.
Meski demikian, Kapolrestabes enggan memerinci jaringan teroris. Dalam hal ini, pihaknya terus mendalami jaringan tersebut.