Presiden Putin Ingatkan Rusia Tidak Bisa Diisolasi: Sanksinya Total, Uni Soviet Masih Jadi yang Pertama di Luar Angkasa
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Presidential Executive Office of Russia)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Barat pada Hari Selasa, upaya untuk mengisolasi Moskow akan gagal, mengutip keberhasilan program luar angkasa Soviet sebagai bukti, Rusia dapat mencapai lompatan maju yang spektakuler dalam kondisi sulit.

Rusia mengatakan tidak akan pernah lagi bergantung pada Barat setelah Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi yang melumpuhkan, untuk menghukum Presiden Putin atas perintahnya pada 24 Februari terkait "operasi militer khusus" di Ukraina.

Enam puluh satu tahun sejak Yuri Gagarin dari Uni Soviet melejit ke dalam buku-buku sejarah dengan menjadi manusia pertama di luar angkasa, Presiden Putin melakukan perjalanan ke Kosmodrom Vostochny di Timur Jauh Rusia, 3.450 mil (5.550 km) timur Moskow.

"Sanksinya total, isolasi selesai tetapi Uni Soviet masih menjadi yang pertama di luar angkasa," kata Presiden Putin, menurut televisi Pemerintah Rusia, seperti melansir Reuters 12 April.

"Kami tidak bermaksud untuk diisolasi. Mustahil untuk mengisolasi siapa pun di dunia modern, terutama negara yang sangat luas seperti Rusia," tukasnya.

Keberhasilan ruang angkasa Perang Dingin Rusia seperti penerbangan Gagarin dan peluncuran Sputnik 1 tahun 1957, satelit buatan pertama dari bumi, memiliki relevansi khusus untuk Rusia: kedua peristiwa tersebut mengejutkan Amerika Serikat.

Peluncuran Sputnik 1 mendorong Amerika Serikat untuk membuat NASA dalam upaya untuk mengejar ketinggalan dengan Moskow.

Presiden Putin mengatakan, 'operasi militer khusus' di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia, termasuk melalui aliansi militer NATO, dengan Moskow harus membela orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina dari penganiayaan.

Lebih jauh Presiden Putin menegaskan, tidak ada keraguan Rusia akan mencapai semua tujuannya di Ukraina, konflik yang dia anggap tak terhindarkan dan penting untuk mempertahankan Rusia dalam jangka panjang.

"Tujuannya sangat jelas dan mulia. Jelas bahwa kami tidak punya pilihan. Itu adalah keputusan yang tepat," tandasnya.

Diketahui, pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia, dalam upaya untuk memaksa Kremlin menarik pasukannya.

Ekonomi Rusia berada di jalur untuk berkontraksi lebih dari 10 persen pada 2022, penurunan terbesar dalam produk domestik bruto sejak tahun-tahun setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991, kata mantan menteri keuangan Alexei Kudrin.