JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta perempuan Indonesia tak boleh kalah dengan laki-laki, termasuk di bidang dunia politik. Pernyataan itu dikatakan Megawati saat menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka, Tokyo, Jepang.
Awalnya, Mega mengatakan, dia minta perempuan harus berani mengambil keputusan seperti laki-laki. Dia juga bercerita soal awal mula menjabat menjadi pimpinan partai yang saat itu tak ada yang mengikuti jejaknya.
"Saya selalu ditertawakan ketika menjadi pimpinan partai. Karena perempuan (dinilai) tidak bisa apa-apa," kata Mega seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 Januari.
Menurut Presiden RI kelima ini, perempuan harus punya kesempatan yang sama dengan laki-laki. Pemahaman ini, kata dia berdasarkan nilai Pancasila yang berbunyi, 'kemanusiaan yang adil dan beradab'.
Sehingga, ditambahkannya, perempuan tak harus hanya mengurusi masalah dapur dan merawat anak-anak tapi mereka juga harusnya punya hak untuk berkecimpung di dunia politik dan pemahaman ini dia tanamkan benar di dalam dirinya.
"Tetapi saya mengatakan pada diri saya sendiri. Seorang perempuan itu berbeda dengan lelaki. Perempuan lebih pintar, lebih cerdas, dan dia bisa menjadi ibu yang mencintai anak-anaknya, tetapi juga ia bisa berpolitik," ungkap dia sambil menambahkan akibat keberaniannya terjun ke dunia politik.
"Akibatnya saya menjadi presiden pertama perempuan. Bukan di Indonesia saja, mungkin juga di belahan Asia Tenggara. Jadi jangan malu-malu. Yang cantik-cantik. Yang perempuan harus mengucap, saya tidak akan kalah dengan laki-laki"
Saat ini, sejumlah tokoh perempuan aktif di kancah politik. Di antaranya Grace Natalie yang jadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia, serta, Ketua DPR Puan Maharani, yang merupakan ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
Sementara, di DPR periode 2019-2024, jumlah perempuan di parlemen mencapai 118 orang dari total 575 orang. Jumlah ini meningkat dibanding dengan periode sebelumnya yang hanya mengisi sebanyak 97 kursi.
BACA JUGA:
Kembali ke Megawati, penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka, Tokyo, Jepang ini, merupakan yang kesembilan.
Sebelumnya, dia pernah meraih gelar serupa dari delapan universitas, baik dari Indonesia ataupun mancanegara.
Kedelapan universitas itu adalah adalah Doktor Honoris Causa dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2001; Moscow State Institute of International Relations, Rusia pada tahun 2003; Korea Maritime and Ocean University, Korea Selatan di tahun 2015.
Selain itu, Mega juga menerima gelar yang sama dari Universitas Padjadjaran Bandung di tahun 2016; Universitas Negeri Padang pada tahun 2017; Mokpo National University, Korea Selatan di tahun 2017; Institut Pemerintahan Dalam Negeri pada tahun 2018; serta Fujian Normal University, China di tahun 2018.