Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, Effendi Simbolon, mengkritik peran Presiden Joko Widodo yang dinilai kurang berperan sebagai Presidensi G20 untuk menengahi konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Menurutnya, Presiden RI harus mengambil kesempatan saat tengah menjadi ex officio dari Presidensi G20 yang salah satu anggotanya adalah Rusia. Apalagi, kini berperangnya hampir dengan semua anggota G20.

Effendi bahkan sampai menyinggung soal wacana perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi I DPR dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi Effendi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 6 April.

Menurut Effendi, tidak pernah terlihat dan terdengar ada upaya Presiden Jokowi menghubungi Presiden Rusia atau Presiden Ukraina. Padahal, kata Effendi, dengan keluguan Jokowi seharusnya bisa menyentuh dua kepala negera itu berdamai.

"Tunjukkin dong apakah bisa dengan model keluguan beliau (Jokowi), dengan cara yang sangat humanis, siapa tahu bisa menyentuh hatinya Presiden Rusia yang bersaudara dengan Ukraina Bu,” ujar Effendi dalam rapat.

Namun justru, lanjutnya, yang sering disebut-sebut adalah masalah ekonomi. Padahal, kata Effendi, masalah ekonomi ini tidak ada hubungannya dengan Indonesia lantaran masyarakat sudah terbiasa susah.

“Orang Indonesia udah keburu susah, jadi biasa ekonomi susah. Ini peran dunia ini penting karena menyelamatkan kita semua. 5 bulan Pak Jokowi berperan untuk presidensinya G20 do nothing, Pak, tinggal 5 bulan atau 6,5 bulan lagi ke November, habis,” lanjutnya.

Saat tengah serius mengkritik, salah satu anggota Komisi I DPR melontarkan celetukan “diperpanjang”. Mendengar itu, Effendi pun langsung merespons. "Diperpanjang itu periodenya, lain lagi,” kata Effendi disambut tawa anggota rapat.

“Kita bicara G20 dulu, ini serius. Kawan dari beliau ini di mana sih? Masalahnya apa? Bu Menlu yang enggak dorong? Kasih Bu! Dengan keluguannya pasti ada manfaatnya Bu,” sambungnya.

Effendi mengingatkan, agar peran Indonesia jangan hanya sebatas penyelenggara saja. Apalagi, Jokowi sampai 3-4 kali ke Bali hanya untuk mengecek persiapan. Padahal persoalan teknis itu tak perlu dilakukan sendiri.

Legislator DKI Jakarta ini menilai Presidensi G20 ini adalah kesempatan bukan hanya sekedar forum politik saja. "Ketika itu negara kita menjadi presidensinya lepas dari G20 bukanlah forum politik, tapi siapa yang bisa memisahkan ekonomi dan politik Bu? kenapa tidak diperankan? punjung ke Rusia ditemani Menlu yang hebat ini, berfoto bersalaman seperti ibu saja (Retno bersalaman dengan Menlu Rusia), nilai jualnya luar biasa, nggak usah diajarin Pak Jokowi Bu, biarin Tuhan yang ngajarin dia bu,” tegasnya.

Semestinya, tambah Effendi, Jokowi berkunjung langsung ke Rusia dan Ukraina untuk mendinginkan suasana. Apalagi Indonesia memiliki keuntungan sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yang terdepan membela Palestina, terdepan membela muslim Uighur, China, Afghanistan.

Bahkan, hubungan Indonesia dengan Rusia terjalin sejak proklamasi, begitu juga dengan Ukraina tidak ada handicap (rintangan). Oleh karena itu, daripada safari 3 periode, Effendi menyarankan agar Jokowi mengupayakan perundingan damai saat Ramadan ini.

“Please Bu, think about Bu (tolong dipikirkan). Jangan ini lewat momentum apalagi momentum puasa ini ada baiknya, enggak usah safari 3 periode lah, safarinya ke sana aja. Bener ini saya serius,” tutup Effendi.