Ada Indikasi jelas Rusia Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Warga Sipil di Bucha, Presiden Macron Nilai Perlu Sanksi Baru
Mobil warga sipil korban di Bucha, Ukraina (Wikimedia Commons/npu.gov.ua./National Police of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut ada indikasi yang jelas pasukan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina, sehingga sanksi baru yang menargetkan Rusia dinilai perlu ada.

"Ada petunjuk yang sangat jelas menunjukkan kejahatan perang. Kurang lebih ditetapkan, tentara Rusia bertanggung jawab (atas pembunuhan Bucha)," kata Presiden Macron kepada radio France Inter, melansir Reuters 4 April.

"Apa yang terjadi di Bucha menuntut babak baru sanksi dan tindakan yang sangat jelas," tambah Macron.

Sanksi baru itu harus menargetkan batu bara dan minyak, kata Macron yang menghadapi pertarungan pemilihan ulang bulan ini.

Diberitakan sebelumnya, Bucha, kota di Ukraina baru saja dibebaskan dari 'penguasaan' Rusia, saat pemimpin kota itu menuding tentara Moskow dengan sengaja membunuh warga sipil selama pendudukan sekitar sebulan, tuduhan yang dibantah Kementerian Pertahanan Rusia.

Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk, menunjukkan kepada tim Reuters dua mayat dengan kain putih diikatkan di lengan mereka yang katanya adalah apa yang dipaksa oleh penduduk untuk dipakai oleh para pejuang dari Chechnya, sebuah wilayah di Rusia selatan yang telah mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk mendukung Rusia. Salah satu tu mayat diikat tangannya oleh kain putih, dan tampaknya telah ditembak di mulut.

emmanuel macron
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Wikimedia Commons/Влада на Република Северна Македонија)

"Setiap perang memiliki beberapa aturan keterlibatan untuk warga sipil. Rusia telah menunjukkan bahwa mereka secara sadar membunuh warga sipil," kata Fedoruk.

Fedoruk mengatakan pada Hari Sabtu, bahwa lebih dari 300 penduduk kota telah tewas. Reuters, yang dibawa ke tempat kejadian oleh pihak berwenang Ukraina, tidak segera dapat memverifikasi tuduhan wali kota tersebut.

Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia tegas menolak tuduhan rezim Kyiv, terkait dugaan pembantaian warga sipil di pemukiman Kota Bucha di wilayah Kyiv yang dilontarkan akhir pekan kemarin.

Selain itu, pihak kementerian juga mengatakan, bahwa foto dan video dari Bucha adalah satu lagi palsu yang dibuat oleh rezim Pemerintah Kyiv untuk media Barat.

"Semua foto dan video yang diduga membuktikan 'kejahatan' yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Kota Bucha, wilayah Kiev, yang dirilis oleh rezim Kiev, merupakan provokasi lain," kata kementerian itu, melansir TASS.

"Foto-foto dan video-video dari Bucha adalah palsu yang dibuat oleh rezim Kiev untuk media Barat, seperti yang dilakukan di rumah bersalin Mariupol dan di kota-kota lain," tegas kementerian.

Adapun Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Hari Minggu mengatakan dia "'sangat terkejut' dengan gambaran warga sipil yang tewas di Kota Bucha di Ukraina, menyerukan penyelidikan independen yang 'mengarah pada akuntabilitas yang efektif.'

"Saya sangat terkejut dengan gambar warga sipil yang tewas di Bucha, Ukraina. Sangat penting bahwa penyelidikan independen mengarah pada akuntabilitas yang efektif," tegasnya.