Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis jajak pendapat mengenai elektabilitas tokoh untuk menjadi calon presiden (capres).

Dalam simulasi 33 nama, Prabowo Subianto menempati urutan tertinggi capres pilihan responden. Prabowo mendapat keterpilihan 21,9 persen, disusul Ganjar Pranowo 19,8 persen pada posisi kedua, dan Anies Baswedan 10,5 persen di posisi ketiga.

Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi menuturkan, meskipun Prabowo dipilih paling banyak, namun angka keterpilihannya cukup ketat dengan Ganjar.

"Berdasarkan simulasi 33 nama ini, memang tidak ada calon yang dominan. Bahkan Pak Prabowo yang unggul, unggulnya tidak signifikan dibanding Ganjar Pranowo. Jangan lupa margin of error-nya 2,9 persen plus minus," kata Burhan dalam pemaparan survei virtual, Minggu, 3 April.

Selanjutnya, ada nama Agus Harimurti Yudhoyono yang dipilih 5,4 persen responden, Ridwan Kamil 5,3 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 4 persen, Khofifah Indar Parawansa 2,1 persen, Tri Rismaharini 1,7 persen, Susi Pudjiastuti 1,3 persen, Ma'ruf Amin 1,3 persen, Erick Thohir 1,2 persen, dan beberapa nama lainnya di bawah 1 persen.

Kemudian, Indikator kembali mengajukan pertanyaan calon presiden dengan simulasi 19 nama. Prabowo masih menempati urutan tertinggi yakni 22,4 persen. Namun, angka keterpilihan Ganjar semakin mengejar yakni sebesar 21,6 persen. Posisi ketiga masih disusul Anies Baswedan dengan 17,1 persen.

Selanjutnya, pada simulasi 7 nama, terjadi pergeseran posisi tokoh yang paling banyak dipilih sebagai calon presiden. Ganjar menjadi urutan pertama dengan elektabilitas 27,6 persen. Posisi Prabowo tergeser menjadi kedua dengan elektabilitas sebesar 27,4 persen, disusul Anies dengan posisi 22 persen.

"Kalau kita lihat simulasi 7 nama, Ganjar dan Prabowo itu imbang. Bahkan beda 0,2 persen sedikit, Ganjar di atas Pak Prabowo. Artinya ada beberapa nama yang kalau kita take out (dalam simulasi) itu lari ke Ganjar dan nama yang lain," ungkap Burhanuddin.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 11-21 Februari 2022. Populasi survei ini adalah WNI yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling yang menggunakan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.