JAKARTA - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini mengatakan pemerintah memahami apa pun yang dikerjakannya akan menimbulkan opini beragam dari publik. Namun hal ini tak dikhawatirkan karena yang terpenting adalah menyelesaikan masalah yang timbul akibat pandemi COVID-19.
Hal ini disampaikan Faldo untuk menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menyebut tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurun dalam tiga bulan terakhir.
"Kami selalu memperhatikan opini publik dalam bekerja sebagai outcome. Jadi apa pun yang kami kerjakan dampaknya opini publik," kata Faldo dalam keterangan tertulis yang dikutip Sabtu, 2 April.
Faldo mengatakan beragam opini publik tersebut memang tetap mendapat perhatian. Tapi, dia mengatakan itu adalah dampak dari segala langkah yang dilakukan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan di tengah masyarakat saat ini.
"Bukan itu tujuan utamanya. Itu dampak, tujuan utama kami tentu menyelesaikan persoalan kebutuhan masyarakat untuk bangkit dari pandemi ini. Artinya, kerja lebih keras," ujarnya.
Faldo juga berbicara soal isu perpanjangan masa jabatan. Dia meminta semua pihak bersikap bijak dan tak mengaitkan hal ini kepada Preisden Jokowi.
"Masalah isu perpanjangan (masa jabatan presiden, red), jangan semuanya dikaitkan dengan maunya presiden," tegasnya.
"Kita punya sistem dan ketatanegaraan yang berjalan, konstitusi yang menjadi acuan kita dalam bernegara. Di situ saja, tidak usah kita kembang-kembangkan," imbuhnya.
Meski begitu, Faldo memahami apa yang wacana yang muncul soal perpanjangan masa jabatan ini adalah dinamika dalam demokrasi. Tentu, hal semacam ini juga tak bisa dilarang karen negara bertugas untuk melindungi hak berpendapat tiap warganya.
"Opini publik seperti apa, ya itu biarkan jadi dinamika dalam demokrasi. Sikap dan opini tiap orang harus dilindungi oleh negara. Sikapnya sejalan atau tidak dengan pemerintah, itu urusan lain. Tugas negara melindungi hak berpendapat setiap warga negara," kata Faldo.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, SMRC menyebut 64,6 persen responden mengaku puas atas kinerja Jokowi, 32,2 persen tidak puas, dan 3,1 persen tidak menjawab atau menjawab tidak tahu. Meski angka kepuasan atas kinerja Jokowi lebih tinggi, namun ternyata trennya menurun dalam tiga bulan terakhir.
"Approval rating atau tingkat kepuasan pada kinerja presiden ini, mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir, dari 71,7 persen pada survei Desember 2021 menjadi 64,6 persen pada survei Maret 2022," kata Deni, dilihat pada tayangan YouTube SMRC TV, Rabu, 30 Maret.
Survei ini dilakukan dengan wawancara melalui tatap muka 13-20 Maret 2022. Total sampel yang dikumpulkan tenaga pengumpul data terlatih mencapai 1027 responden.
Sampel dipilih secara acak dari populasi WNI yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah saat survei dilakukan. Margin of error survei diperkirakan +/- 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.