Bagikan:

JAKARTA - BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) belum mengumumkan pembukaan penjualan tiket gelaran Formula E sampai saat ini. Padahal, sebelumnya tiket nonton balapan direncanakan akan dibuka pada bulan ini.

Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Anggara Wicitra Sastroamidjojo menganggap Pemprov DKI tidak siap menyelenggarakan Formula E yang digelar pada 4 Juni 2022.

Anggara pun membandingkan kesiapan Formula E dengan konser musisi Justin Bieber. Di mana, promotor sudah mulai menjual tiket 8 bulan sebelum konser digelar pada November 2022.

"Formula E kalah sama jualan tiket konser Justin Bieber. Pelaksanaan konser masih di November 2022, tapi tiket sudah dijual hari ini. Bahkan informasi terkait lokasi duduk, harga, sudah bisa diakses dari sebelum penjualan tiket dibuka. Pemprov pasti insecure lihat (konser) Justin Bieber yang tidak main-main,” kata Anggara dalam keterangannya, Selasa, 29 Maret.

Anggara juga membandingkan tidak matangnya persiapan Formula E di Ancol dengan gelaran Formula E di Vancouver dan New York. Formula E di sana digelar pada pertengahan Juli 2022 dan saat ini tiket penonton sudah mulai dijual.

"Coba lihat seri balapan di Vancouver dan New York. Formula E diselenggarakan pada pertengahan Juli 2022, tapi tiketnya sudah dijual dari bulan ini, 4 bulan sebelum pelaksanaan. Ini kita pelaksanaan Juni, tapi penjualan tiket belum ada. Terus jadwal penjualannya diundur pula. Berarti kan kurang dari dua bulan saja promosinya. Apakah cukup?” cecar dia.

Anggara pun mengingatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajarannya untuk tidak bisa menyepelekan penyelenggaraan Formula E.

Selain karena anggaran Rp560 Milliar uang APBD sudah digelontorkan, Anggara mengkhawatirkan kegagalan penyelenggaraan Formula E akan berpengaruh pada citra Jakarta termasuk Indonesia.

“Kami tidak akan capek untuk mengingatkan Pemprov agar Formula E ini dapat dilaksanakan dengan baik. Anggarannya pakai uang rakyat, Rp560 miliar hanya untuk commitment fee. Persiapan sudah harus matang. Jangan ngulur-ngulur lagi. Ini bukan hanya Jakarta yang malu kalau gagal, tapi juga Indonesia," pungkasnya.