JAKARTA - Pemerintah semakin serius menggarap food estate. Bahkan, dalam waktu dekat pemerintah berencana mengembangkan food estate seluas 61.000 Ha yang meliputi wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara dan Pakpak Bharat dengan komoditas utama tanaman hortikultura, perkebunan dan herbal.
Deputi Koordinasi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti mengatakan, survei lapang yang dilaksanakan pada tanggal 20 hingga 24 September. Tujuannya untuk peninjauan lokasi tahap pertama seluas 4.000 Ha dan melihat rona lingkungan lokasi yang akan dijadikan kawasan food estate tersebut.
Selain itu, tim terpadu juga memastikan bahwa delineasi kawasan tersebut tidak melewati batas hutan lindung atau area konservasi lainnya.
Tim terpadu ini terdiri dari Kemenko Marves, KLHK, BPPT, Kementerian Pertanian, Kementerian ATR/BPN, Kementerian PUPR, Pemprov Sumut dan jajaran Pemkab Humbang Hasundutan
Nani mengatakan, ditahun 2020 pemerintah memfokuskan pengembangan pusat keunggulan pertanian seluas 1.000 Ha yang akan menjadi tempat untuk etalase teknologi dan pusat pelatihan pertanian modern di Indonesia dengan mengedepankan pembangunan berbasis ekosistem.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, lahan ini juga akan menjadi kawasan percontohan bagaimana pola kerja sama antara petani dan investor dengan pendampingan dari Kementerian Pertanian dan Pemkab Humbang Hasundutan.
"Kita bersama harus menyiapkan rencana induk pengembangan dan pengelolaan program food estate Sumut. Harus ada komunikasi antar kementerian dan lembaga untuk mendiskusikan mengenai rencana dan tahapan yang perlu dilakukan untuk memetakan langkah-langkah apa saja yang bisa kita kerjakan kedepan," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Sabtu, 26 September.
BACA JUGA:
Program food estate ini akan di integrasikan juga dengan Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TST-H2). Diharapkan program integrasi ini selain memanfaatkan lahan yang kurang optimal pengelolaannya selama ini, juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani Sumut.
Tahun ini, Kementerian Pertanian akan mengelola 215 hektar yang akan menjadi lahan food estate dan 785 Ha akan dikerjasamakan dengan investor swasta. Dari luas lahan ini akan ditanam komoditi seperti bawang putih, bawang merah, dan kentang.
Nani mengatakan, telah dilakukan pula sosialisasi dan pendampingan kepada kurang lebih 250 petani dalam pengelolaan lahan pada wilayah food estate yang digunakan, dan jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya food estate Sumut.
Kegiatan ini pun melibatkan akademisi dari ITB, IPB, UGM, IT-DEL, Universitas Sumatera Utara, Universitas Tapanuli serta Politeknik Pengembangan Pertanian.
"Setelah kita berhasil mengelola lahan food estate di Humbahas, maka rencana besar kita berikutnya pada 2021 adalah pembangunan food estate Sumatera Utara sehingga bukan hanya satu kabupaten saja, tetapi kita bisa membantu kabupaten lainnya melalui program ini," katanya.
Sekadar informasi, sudah ada beberapa calon investor untuk food estate di Sumut, di antaranya adalah perusahaan besar seperti PT Indofood, PT Champ dan PT Calbe Wings.