Bagikan:

JAKARTA - Dalam pidato memperingati HUT ke-19 Partai Demokrat, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan kadernya mengenai sejumlah hal. Termasuk soal polarisasi politik dan kurangnya kerukunan antar sesama komponen bangsa.

Anak sulung Presiden RI ke-6 itu awalnya menyebut ada tiga hal besar yang perlu diperhatikan oleh kadernya. Pertama, pilihan yang harus diambil dalam menghadapi pandemi COVID-19. 

Menurutnya, di tengah krisis besar akibat penyebaran virus ini, semua pihak seharusnya memilih untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat sambil memulihkan ekonomi. Dia meyakini, dengan adanya kebijakan dan strategi yang tepat kedua hal ini dapat dilakukan.

Kedua, AHY meminta kebijakan apa pun yang diambil harus bisa mendatangkan keberhasilan tapi juga mencegah hal-hal yang mengganggu keberlangsungan hidup bangsa. 

Selanjutnya, AHY menyinggung masalah polarisasi. AHY mengatakan saat ini kerukunan dan kebersamaan di antara sesama komponen bangsa tengah mengalami krisis.

"Polarisasi politik yang tajam masih kita rasakan. Masih pula terasa sikap kawan dan lawan dalam kehidupan sosial kita. Karenanya sungguh sangat perlu untuk meneguhkan komitmen persatuan seluruh komponen bangsa guna menghadapi tantangan ke depan," kata AHY dalam pidatonya yang disiarkan di sebuah stasiun televisi, Jumat, 25 September.

AHY juga meminta semua pihak bisa bekerja bersama agar situasi krisis dan darurat seperti sekarang ini justru membuat semua pihak melakukan hal yang mengancam kehidupan masyarakat.

"Jangan kita atasi masalah dengan timbulkan masalah lain. Sebagai contoh di tengah upaya kita menghadapi COVID-19, Partai Demokrat tegas menolak agenda politik yang justru menimbulkan kegaduhan politik dan mengganggu upaya pemerintah yang harus fokus menghadapi pandemi," tegasnya.

Salah satu tindakan partainya menolak agenda politik yang bisa membuat kegaduhan adalah dengan menolak Rancangan Undang Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP), yang ramai beberapa waktu lalu. AHY mengatakan, partainya itu menjunjung Pancasila sebagai dasar negara yang telah dirumuskan dan dicantumkan dalam konstitusi.

"Posisi kami kokoh berada di garis politik moderat. Menolak ditarik ke ekstrem kanan atau kiri. Partai Demokrat adalah partai tengah berlandaskan Pancasila dengan garis ideologi nasionalis relijius," ungkapnya.

Selain itu, partai berlambang bintang mercy itu juga menegaskan mereka terus mencegah terjadinya penyimpangan demokrasi, termasuk penggunaan politik identitas. Selain itu, dia meminta pemerintah lebih mendengar suara rakyat termasuk kritik dan pendapat yang berbeda.

"Kritik dari masyrakat adalah ekspresi kepedulian rakyat terhadap pimpinannya dan kecintaan rakyat pada negaranya. Rakyat ingin negara pemerintah dan para pemimpinnya sukses," katanya.

"Jika pemerintah baik, pusat dan daerah mau mendengar rakyatnya maka rakyat akan menghormati dan mencintai pemimpinnya," tuturnya.