Banjir Buat Perekonomian di Kabupaten Gorontalo Utara Lesu, Warga Minta Pemda Gerak Cepat
Ilustrasi banjir di Gorontalo. (Pexels.com / Pok Rie)

Bagikan:

GORONTALO - Sejumlah wilayah di Provinsi Gorontalo dilanda bencana banjir. Salah satu daerah yang terdampak adalah Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut).

Warga di Kabupaten Gorut berharap penanganan banjir di wilayah mereka bisa dipercepat. Pasalnya, banjir memberikan dampak pada kelesuan aktivitas termasuk perekonomian, karena kelelahan menyelamatkan harta benda juga diri dan anggota keluarga.

"Kami berharap pemerintah daerah dapat secepatnya melakukan upaya penanggulangan," kata Nifa Lihawa (61) warga Desa Milango, Kecamatan Tomilito, seperti dikutip dari Antara, Minggu, 20 Maret.

Banjir menjadi langganan di desa tersebut namun hingga kini belum ada upaya percepatan penanggulangan yang dilakukan. Padahal wilayah tersebut merupakan penghasil komoditas pertanian, juga merupakan desa yang dilintasi beberapa desa lainnya.

Wajar bila banjir sangat mengganggu seluruh aktivitas warga di desa itu dan desa sekitarnya.

"Hujan sebentar saja, banjir sudah menggenangi rumah warga. Apalagi di Dusun Milango Bawah, ketinggian air selalu ekstrem atau mencapai lebih dari dada orang dewasa padahal dusun ini merupakan pintu masuk ke desa lainnya pula, seperti Desa Bubode dan Leyao. Sehingga perlu ada solusi dari pemerintah daerah untuk mengatasi banjir dengan cepat," katanya lagi.

Kepala Desa Milango, Eman Kadir mengatakan, banjir selalu parah menggenangi desa tersebut akibat luapan air sungai Bubode yang melintasi wilayah itu.

Ditambah lagi muara sungai ada di ujung Desa Milango, sehingga air dari daerah aliran sungai Bubode dan Leyao akan menumpuk di desa ini. Dan jika kondisi hilir sungai sudah tak mampu lagi menampung debet air, permukiman dan jalan desa pun pasti terendam.

Pihaknya kata dia, melaporkan kondisi tersebut ke Pemerintah Kabupaten secara intensif mengingat warga terus mengeluhkan banjir. Banjir pada hari Minggu ini tergolong parah karena seluruh dusun terendam dengan ketinggian air rata-rata mencapai 1 meter.

Banjir tidak hanya merendam permukiman, namun fasilitas diantaranya, bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kantor desa dan masjid juga jalan utama desa.

Hingga kini Eman belum mendapatkan data pasti jumlah warga terdampak karena hujan masih mengguyur wilayah itu.