Bagikan:

MEDAN - Persentase vaksinasi COVID-19 dosis kedua di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, masih belum mencapai target yang ditetapkan. 

Karenanya demi mensukseskan program tersebut, pemerintah setempat mengeluarkan imbauan Bupati Labusel bernomor:541/718/Ekon/2022.

Dalam imbauan itu, masyarakat Kabupaten Labusel yang ingin membeli gas LPG bersubsidi 3 Kg harus menunjukkan kartu atau sertifikat vaksin COVID-19. 

"Dengan ini diimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan untuk mengikuti program pemerintah vaksinasi COVID-19. Bagi yang tidak dapat menunjukkan sertifikat vaksin pada saat jual beli LPG bersubsidi 3 kg. Diimbau kepada seluruh pangkalan LPG yang ada di Labusel untuk menunda penjualan kepada yang bersangkutan sampai dapat menunjukkan kartu sertifikat vaksin," tertulis di imbauan Bupati Labusel Edimin.

Bupati Labusel, Edimin, saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, langkah itu terpaksa diambil lantaran pihaknya terus mendapatkan tekanan untuk segera memberikan vaksin kepada masyarakat. 

Namun, Edimin membantah langkah itu merupakan ancaman terhadap masyarakat. 

"Benar, karena kami itu dipaksakan harus memvaksinasi masyarakat, terutama usia lansia," kata Edimin dikonfirmasi VOI, Jumat, 18 Maret. 

Edimin mengatakan, pihaknya banyak mengalami kendala dalam upaya vaksinasi masyarakat. Saat ini masyarakatnya tak mau divaksin. 

"Vaksin (dosis) pertama kita sukses, nggak ada masalah. Kita sudah berupaya, yang (terima) PKH, BLT dan yang mendapat bantuan dari pemerintah, kalau tak divaksin tak kita berikan," kata dia. 

Menurutnya, keberhasilan Pemerintah Kabupaten Labusel dalam pelaksanaan vaksin dosis pertama karena pihaknya memberikan iming-iming. 

"Kita dikejar target sampai kita membuat (vaksin) memberikan hadiah motor kepada masyarakat. Mesin cuci 40 unit, TV, kulkas. Ratusan juta uang kita habis, tapi bukan uang pemerintah," ujar Edimin. 

"Jadi masyarakat keenakan, kalau nggak dikasih itu nggak mau vaksin," sambungnya. 

Pihaknya sudah sangat berupaya dalam mensukseskan program vaksinasi COVID-19. Selain itu, bupati mengaku pihaknya mendapatkan tekanan dari pemerintah pusat. 

"Kita ada penekanan dari pusat. Dana DAU kita sampai dipotong. Yang dipotong bisa sampai Rp500 juta. Tahun ini kita belum kena, karena kita dapat target, tapi kita sudah dapat ancaman, ancaman itu bisa saja terjadi," tuturnya. 

"Vaksin anak sekolah kita sukses, sekarang orang tua yang keberatan, kan lucu," kata dia. 

Diketahui, berdasarkan data yang diperoleh per tanggal 17 Maret, persentase vaksinasi COVID-19 dosis kedua di Kabupaten Labusel baru mencapai 60.63 persen. Angka tersebut, masih jauh dari target yang ditetapkan yakni sebesar 70 persen.