Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah sudah mendeteksi ribuan kasus COVID-19 varian BA.2 di Indonesia sejak beberapa waktu lalu. Kini, virus corona yang dijuluki dengan Omicron "siluman" itu sudah menyebar ke 19 provinsi.

Dari data yang dimiliki Kementerian Kesehatan (Kemenkes) provinsi yang sudah terdeteksi kasus Omicron "siluman" tersebut yakni Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat.

Kemudian Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimat Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) atas kasus konfirmasi positif.

"Provinsi yang belum terdeteksi dapat berarti daerah belum mengirimkan sampel untuk disekuensing atau memang belum terdeteksi. Data dapat berubah sewaktu-waktu dengan adanya penambahan sekuensi," kata Nadia dalam pesan singkat, Rabu, 16 Maret.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebutkan subvarian Omicron BA.2 telah terdeteksi sebanyak 8.302 kasus.

"Berdasarkan data dari GISAID tanggal 13 Maret lalu, sejak awal tahun 2022 mulai terlihat kenaikan Omicron BA.2 dan jumlahnya telah mencapai 8.302 sequence," ucap Wiku.

Diketahui, subvarian Omicron "siluman" terdeteksi pertama kali di Indonesia pada 27 Januari lalu. Penyebab subvarian Omicron BA.2 disebut sebagai Omicron siluman karena memiliki sifat genetik yang membuat tes PCR SGTF sulit mengidentifikasi ini adalah salah satu jenis varian Omicron.

Varian BA.2 ini diketahui lebih cepat menular dan juga meningkatkan tingkat keparahan. Meski demikian, dari pola penyebaran COVID-19 Omicron di Indonesia saat ini masih didominasi oleh subvarian BA.1.