Bantuan Medis Capai Ukraina, WHO Sebut 18 Juta Jiwa Terdampak Invasi Rusia
Petugas penyelamat Ukraina menolong wanita yang terluka akibat serangan Rusia. (Wikimedia Commons/dsns.gov.ua/State Emergency Service of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Aliran bantuan peralatan dan perlengkapan medis, termasuk peralatan trauma, mencapai Ukraina untuk menopang sistem perawatan kesehatan yang bergulat dengan kekurangan pasokan di tengah invasi Rusia, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin.

Rantai pasokan telah sangat terganggu, dengan banyak distributor putus, beberapa persediaan di luar jangkauan karena operasi militer, persediaan obat-obatan menipis, karena rumah sakit berjuang untuk merawat yang sakit dan terluka, katanya.

"Perkiraan jumlah orang yang terkena dampak di Ukraina saat ini adalah 18 juta, di mana 6,7 ​​juta di antaranya menjadi pengungsi internal," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 14 Maret.

"Hampir 3 juta orang telah meninggalkan negara ini," sambung WHO. .

WHO bekerja dengan mitra untuk mengurangi kekurangan peralatan dan obat-obatan penting seperti oksigen dan insulin, perlengkapan bedah, anestesi, dan kit transfusi, lanjut pernyataan tersebut.

Adapun barang-barang yang dikirim termasuk generator oksigen, generator listrik, defibrillator, monitor, obat anestesi, garam rehidrasi, kain kasa dan perban.

WHO mengatakan pasokan sedang didistribusikan dalam koordinasi dengan Kementerian Kesehatan Ukraina, didukung oleh pusat dukungan di negara tetangga Polandia.

"Beberapa hari dan minggu mendatang akan melihat aliran pasokan medis yang konstan, sebagai bagian dari upaya untuk memastikan akses masyarakat ke obat-obatan penting dan perawatan medis," terang pernyataan tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, WHO kembali mengutuk serangan terhadap penyedia layanan kesehatan, dengan mengatakan telah memverifikasi 31 serangan seperti itu sejak Moskow menginvasi pada 24 Februari hingga 11 Maret.

Ini menyebabkan 12 kematian dan 34 luka-luka, dengan petugas kesehatan menyumbang delapan dari yang terluka dan dua dari mereka yang tewas. Lebih banyak serangan sedang diverifikasi.

Diketahui, Dimulai setelah mendapat lampu hijau Presiden Vladimir Putin pada 24 Februari, Rusia menyebut aktivitas militernya di Ukraina sebagai operasi militer khusus, bertujuan untuk melucuti senjata sipil dan denazifikasi, tidak ingin melakukan pendudukan wilayah dan tidak menargetkan warga sipil.