Fadli Zon: Logo Baru Halal Indonesia Kelihatan Menyembunyikan Tulisan 'Halal'
Logo Halal Baru/antara

Bagikan:

JAKARTA - Logo halal baru yang dirilis Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) tak luput dari kritik anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon.

Di media sosial, warganet ramai menyebut logo Halal Indonesia itu terkesan terlalu memaksakan Jawa sentris karena berbentuk seperti gunungan wayang. Sementara menurut Fadli, logo baru tersebut terkesan etnosentris dan menyembunyikan tulisan 'halal'.

"Logo baru itu terkesan etnosentris dan kelihatan menyembunyikan tulisan 'Halal'-nya," ujar Fadli kepada wartawan, Senin, 14 Maret.

Ketua BKSAP DPR itu mengatakan, seharusnya tulisan 'halal' dalam logo halal bisa terbaca jelas. Dia lantas menyinggung negara-negara lain di dunia yang menggunakan penulisan kaligrafi dalam logo.

"Seharusnya tulisan 'Halal' bisa terbaca jelas (informatif) dan bukankah ada kaidah dalam penulisan kaligrafi? Karena itu logo 'Halal' di seluruh dunia tetap jelas bahasa Arab-nya, dengan brand warna hijau," jelasnya.

Wakil Ketua Umum Gerindra ini menilai logo lama keluaran MUI jauh lebih jelas dan terpercaya dibandingkan logo baru yang dikeluarkan Kemenag. Dia mengingatkan sekali lagi bahwa tulisan 'halal' dalam logo baru tersebut tidak jelas terbaca.

"Jaminan MUI lebih tepercaya. Yang desain baru tulisan 'halal'-nya aja tak jelas," terang Fadli.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi Golkar Ace Hasan Syadzily, menegaskan penerbitan logo halal tersebut merupakan amanat dari UU No 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Di mana kewajiban BPJPH itu membuat logo halal yang berlaku secara nasional.

Soal logo tersebut diinterpretasi atau dimaknai secara berbeda-beda, menurut Ace, tentu tergantung dari sudut pandang masing-masing yang menilainya.

"Bagi saya, yang terpenting tulisan Arab itu ya mengandung kata “halal” dan sudah terkandung dalam tulisan Arab yang bermakna itu," ujar Ace kepada wartawan, Minggu, 13 Maret.

Sepengetahuan politikus Golkar itu, jenis tulisan halal pada logo baru itu dalam kaligrafi Arab termasuk dalam kategori khat kufi.

"Soal memaknainya ya tergantung cara kita memandangnya. Yang jelas bahwa pembuat logo ini memiliki tujuan huruf Arab halal ini mengadaptasi kearifan lokal yang dimiliki budaya bangsa kita," jelasnya.

Bagi orang yang terbiasa membaca huruf Arab dengan berbagai jenisnya, kata Ace, tentu akan mudah untuk membacanya bahwa itu huruf Arab yang artinya halal. Tapi bagi yang tak terbiasa membaca arab, pasti masih teramat asing.

"Oleh karena itu, perlu disosialisasikan kepada masyarakat lebih luas soal logo tersebut," pungkas Ace.

Terkait