JAKARTA - Masih ada sejumlah warga yang mengungsi akibat banjir di Jakarta. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI pagi ini, jumlah pengungsi paling banyak berada di Jakarta Barat.
Di Jakarta Barat, banjir terjadi karena luapan dari Sungai Angke, Kali Pesanggrahan, Kanal Banjir Barat, dan banjir rob.
"Di Jakarta Barat masih ada tiga RT di satu kelurahan yang terdampak banjir, ketinggian air saat ini paling dalam mencapai 150 cm. Masih ada 2.867 pengungsi di lima lokasi pengungsian," ucap Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI M Ridwan kepada wartawan, Senin 6 Januari.
Sementara di Jakarta Timur, seluruh wilayah sudah surut. Namun, masih ada pengungsi sebanyak 200 orang di satu lokasi pengungsian. Banjir di Jakarta Timur terjadi karena luapan sungai Ciliwung, Cipinang dan Sunter.
Kemudian, seluruh wilayah di Jakarta Utara sudah surut tapi masih ada 20 pengungsi di satu lokasi pengungsian. Banjir ini terjadi karena luapan kali Cakung, Sunter, dan banjir rob.
Di Jakarta Selatan, seluruh wilayah juga sudah surut namun masih ada pengungsi sebanyak 19 orang di satu lokasi pengungsian. Banjir di sana karena luapan sungai Ciliwung, krukut, Grogol, dan Pesanggrahan.
"Kalau di Jakarta Pusat, seluruh wilayah sudah surut dan sudah tidak ada warga yang mengungsi," ungkap Ridwan.
Pada wilayah yang belum surut, satuan petugas Dinas Sumber Daya Air DKI melakukan penanganan penyedotan banjir menggunakan pompa air. Kemudian, PPSU di tiap kelurahan melakukan pembersihan tali air.
Ridwan masih belum bisa memastikan kapan seluruh pengungsi telah pulang ke rumah masing-masing. Mengingat, kata dia, masih ada rumah yang terendam atau belum bisa dibersihkan dari sisa lumpur.
Oleh karenanya, kata Ridwan, hal yang paling dibutuhkan pengungsi saat ini adalah karbol atau disinfektan. "Selain itu, pengungsi juga membutuhkan alat kebersihan, pampers, air minum, selimut, pakaian bersih, pakaian dalam, dan makanan siap saji," pungkasnya.