Bagikan:

MOJOKERTO -  Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau pelaksanaan pasar murah minyak goreng di Rest Area Gunung Gedangan, Kota Mojokerto, Jawa Timur sebagai upaya mempercepat stabilitas harga minyak goreng yang akhir-akhir ini masih melambung tinggi.

"Hari ini sesungguhnya terhitung dari tanggal 4 yang lalu sudah 3,8 juta liter minyak goreng kemasan kami turunkan ke pasar, insya Allah tanggal 14 besok datang lagi 4.000 ton," kata Khofifah dilansir Antara, Jumat, 11 Maret.

Khofifah juga mengapresiasi langkah Pemkot Mojokerto yang terus menerus menggelar operasi pasar minyak goreng sehingga kebutuhan minyak goreng bagi masyarakat dapat terpenuhi.

"Saya berharap bahwa semua akan bisa melakukan proses distribusi dengan baik, bu Wali Kota termasuk yang sangat gencar melakukan operasi minyak goreng," kata Gubernur Jatim.

Khofifah juga memberikan dukungan terhadap keberadaan sentra UMKM Gunung Gedangan yang diproyeksikan dapat menjadi pengungkit ekonomi di Kota Mojokerto.

"Apresiasi kepada ibu Wali Kota ada sentra UMKM di sini mudah-mudahan berseiring dengan sudah mulai turunnya angka COVID-19," kata Khofifah.

Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan Pemkot Mojokerto bersama Pemprov Jatim saling bersinergi untuk mendistribusikan sebanyak 10 ribu liter minyak goreng yang dijual dengan harga Rp25 ribu perdua liter.

Dia mengatakan, Pemkot Mojokerto selalu bersinergi dengan berbagai pihak seperti dengan Pemprov Jatim khususnya dalam penyediaan minyak goreng dengan harga normal. Hingga hari ini, Pemkot Mojokerto telah mendistribusikan sedikitnya 90 ribu liter minyak goreng ke masyarakat Kota Mojokerto.

"Operasi pasar yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Mojokerto sendiri sebanyak 80 ribu liter yang sudah tersedia, belum ditambah yang hari ini 10 ribu, 4 ribu dari ibu gubernur berarti sudah 90 ribu lebih ini memang fokus adalah bagi warga Kota Mojokerto," katanya.

Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita ini juga mengatakan, dengan sinergitas dalam bentuk operasi pasar minyak goreng ini masyarakat Kota Mojokerto akan dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng.

Apalagi di Kota Mojokerto yang merupakan kota perdagangan, banyak UMKM Kota Mojokerto yang memiliki usaha berjualan makanan yang membutuhkan ketersediaan minyak goreng sebagai bahan baku produksi.

Sehingga ketersediaan minyak goreng dengan harga terjangkau dapat membantu pelaku UMKM ini untuk tetap bertahan di masa pandemi seperti sekarang ini.

"Upaya tersebut kami tentu sangat mendapatkan manfaat yang luar biasa khususnya para pelaku UMKM kami, karena dari 30 ribu lebih UMKM kota Mojokerto ini mayoritas adalah UMKM yang bergerak di bidang makanan," tutur Ning Ita.

Ning Ita juga mengatakan, di Kota Mojokerto sendiri, UMKM menjadi salah satu pengungkit ekonomi di bumi Majapahit perkotaan. Dengan bangkitnya UMKM pemulihan ekonomi pun dapat semakin cepat dirasakan.

Hal itu yang menurut Ning Ita menjadi salah satu penyebab Kota Mojokerto memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif di tahun 2021 lalu.

"Dari tahun 2020 ke tahun 2021 alhamdulillah pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto terjadi peningkatan yang sangat eksponensial hampir 200 persen. Dari minus 3,69 di tahun 2021 rilis dari BPS sudah surplus ke 3,63 artinya perekonomian di Kota Mojokerto sudah membaik," kata Ning Ita.

Untuk itu, ia juga menginginkan agar ke depan rest area Gunung Gedangan yang telah diresmikan di tahun 2021 lalu menjadi salah satu sentra UMKM di Kota Mojokerto. Di tempat ini nantinya akan ada berbagai kegiatan sehingga dapat membuat roda perekonomian Kota Mojokerto terus membaik.

"Kami berupaya di tahun 2022 ini setiap hari Sabtu dan minggu ada kegiatan senam bersama, ada pasar tumpah yang akan kami izinkan untuk berkegiatan disini, dan tadi juga ada pembayaran pajak dari Pemprov Jatim yang juga bisa standby di sini, nanti juga ada samsat keliling," ucapnya.

Dalam kegiatan ini, Gubernur Khofifah juga membagikan bantuan sembako dan uang tunai sebesar Rp500 ribu kepada pelaku usaha ultra mikro. Diberikannya bantuan tersebut diharapkan dapat menjadi bantalan ekonomi bagi mereka selama masa pandemi.