Luhut: Ekonomi Kreatif Indonesia Ketiga Terbesar di Dunia, di Atas Amerika Serikat dan Korea Selatan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sektor ekonomi kreatif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini menyumbang sebesar 7,28 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Bahkan, kata Luhut, Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia sebagai negara dengan perekonomian kreatif terbesar terhadap PDB-nya dibanding Amerika Serikat dan Korea Selatan.

"Ini perlu kita tingkatkan ke depan karena jumlah UMKM kita lebih dari 61 juta kelompok. Dari 17 sektor ekon kreatif, sub sektor kriya merupakan sub sektor penyumbang ketiga terbesar ke PDB Indonesia," ucapnya, dalam webinar bertajuk 'Launching Pernak Pernik Bangga Buatan Indonesia', Rabu, 16 September.

Pada 2019, sektor kriya nilainya menembus 892 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 2,5 persen dari 2018 yang sebesar 874 juta dolar AS. Menurut Luhut, tren positif ini harus terus dijaga melalui semangat kerja sama.

"Walaupun jujur saya katakan angka ini masih jauh dari harapan kita," tuturnya.

Luhut mendorong, agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor ekonomi kreatif agar terus berinovasi. Antara lain dengan meningkatkan pemanfaatan hasil riset dan penggunaan teknologi tinggi dalam proses produksi. Tujuannya agar menjadi kawasan terdepan di Asia Tenggara, dalam produksi pernak-pernik yang unik berbasis riset dan teknologi.

"Nilai tambah akan semakin tinggi jika disandingkan dengan riset dan teknologi. Produk kriya yang lahir dari tangan anak bangsa harus menjadi tuan rumah di Indonesia. Produk kriya tersebut harus terletak secara strategis di berbagai etalase pusat perbelanjaan," ucapnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), kata Luhut, ditemukan bahwa lebih 16 persen UMKM cenderung melakukan diversifikasi usaha selama pandemi COVID-19.

"83 persen UMKM mengakui adanya pengaruh positif media online untuk pemasaran. Kolaborasi dan sinergitas untuk membuat Indonesia semakin sejahteran melalui Bangga Buatan Indonesia, kita perkokoh semangat gotong royong dan solidaritas pemangku kepentingan," ucapnya.

Kata Luhut, sebelumnya jumlah pelaku UMKM yang terhubung ekosistem digital hanya berjumlah 8 juta atau 13 persen dari total jumlah UMKM sekitar 60 juta. Sejak adanya gerakan Bangga Buatan Indonesia, terjadi penambahan 1,9 juta pelaku UMKM bergabung ke ekosistem digital.

Lebih lanjut, Luhut mengaku, ingin lebih banyak lagi pelaku UMKM yang melek digital. Sebab, pandemi menyadarkan dengan digitalisasi produk buatan Indonesia dapat dipasarkan pada pasar yang lebih luas.

"Dengan tren seperti ini, kita bisa mencapai 3 juta UMKM (masuk ekosistem digital) pada akhir tahun ini. Kita mencapai 150 persen dari target awal," katanya.