Bagikan:

SAMARINDA - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Kalimantan Timur menggelar pelatihan penggunaan aplikasi SiMBA (Sistem Informasi Manajemen Baznas) bagi pimpinan dan staf Baznas provinsi serta kabupaten/kota di wilayah setempat.

Ketua Dewan Pengawas Baznas Kaltim M. Jauhar Efendi mengapresiasi jajaran Baznas Kaltim yang melakukan langkah-langkah pembenahan administrasi untuk meningkatkan kepercayaan para muzaki.

“Ini merupakan bentuk adaptasi Baznas dalam mengoptimalkan digitalisasi untuk memaksimalkan dan menguatkan zakat. Karena potensi zakat yang sangat besar akan lebih maksimal jika kita bisa memanfaatkan sektor digital yang nantinya berimbas memberi manfaat bagi banyak orang," katanya dalam keterangan resmi diterima di Samarinda, Jumat 4 Maret.

Ia juga mengapresiasi atas kesediaan instruktur datang ke Kaltim.

Ia berharap, perhatian instruktur harus lebih besar kepada Kaltim dibandingkan provinsi lain, mengingat Kaltim ke depan sebagai Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Saya berharap peserta bisa mengikuti pelatihan dengan baik. Setelah menerima materi, bisa bekerja lebih optimal lagi. Tak kalah penting, menggunakan aplikasi SiMBA ini, manajemen keuangan semakin transparan, akuntabel dan tepat waktu, serta mudah mengontrol para mustahik yang sudah maupun belum pernah menerima bantuan,” kata dia.

Ketua Baznas Kaltim Achmad Nabhan menyampaikan target pelatihan diikuti 35 peserta, terdiri atas pimpinan dan staf Baznas provinsi dan kabupaten/kota.

Aplikasi SiMBA merupakan sistem yang dikembangkan untuk keperluan penyimpanan data dan informasi yang dimiliki Baznas dan menjangkau data secara nasional.

"Pelatihan ini guna meningkatkan kemampuan para amil Baznas se-Kaltim dalam penggunaan aplikasi SiMBA sehingga meningkat kualitas pencatatan transaksi, baik pengumpulan maupun pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah se Kaltim," ujar dia.

Anggota Dewan Pengawas Baznas Kaltim Mohammad Kurniawan mengharapkan hasil pelatihan aplikasi SiMBA diupayakan langsung diaktualisasikan dengan data-data yang sudah ada di masing-masing Baznas provinsi dan kabupaten/kota periode berjalan atau tahun sebelumnya.

"Agar dilihat output yang diinput. Dan cepat dicari solusi jika ada permasalahan dan kendala oleh narasumber yang kompeten," katanya.