JAKARTA - PT PGN Tbk, selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero), bersama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) mengembangkan hilirisasi pengembangan gas bumi ramah lingkungan yaitu blue ammonia untuk mendukung penurunan emisi karbon di Indonesia.
"Kami siap berkolaborasi dengan PIM untuk melakukan kajian bersama dalam rangka hilirisasi gas bumi dan pengembangan bisnis berbasis gas (C1), yang ramah lingkungan terutama terkait bisnis blue ammonia," ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dalam keterangannya di Jakarta, dilansir Antara, Rabu, 2 Maret.
Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama bisnis tersebut telah dilakukan Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan Direktur Utama PIM Budi Santoso Syarif, Kamis, 24 Februari.
Blue ammonia merupakan amonia yang diproses melalui tahapan carbon capture storage (CCS) pada saat produksi H2, sehingga lebih ramah lingkungan, mudah ditransportasikan, dan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar power plant atau sektor transportasi.
Hal ini juga sejalan dengan target Indonesia untuk penurunan emisi karbon sampai dengan 29 persen dan menuju net zero emission sebelum 2060.
"Pertamina Group bersama PIM, BUMN, dan mitra bisnis lainnya berupaya menyusun business plan yang terintegrasi mencakup seluruh potensi bisnis yang ada agar bisa merealisasikan kerja sama melalui pemanfaatan energi dengan tingkat emisi yang lebih rendah, sejalan dengan salah satu isu prioritas dari tiga isu utama KTT G20 2022, termasuk peran gas bumi dalam transisi energi," ujar Heru.
BACA JUGA:
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Iskandar Muda Budi Santoso Syarif mengatakan salah satu rencana PIM ke depan adalah mengembangkan blue ammonia di lahan IMIA, dengan menggandeng PGN sebagai penyedia gas bumi dan infrastruktur gas untuk pabrik amonia baru.
PIM akan menyediakan lahan dan utilitas untuk operasional pabrik dan mengoperasikan pabrik blue ammonia karena pengalaman panjang PIM dalam pengoperasian pabrik pupuk.
Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan di pabrik ammonia akan di-capture dan di-treatment lebih lanjut dalam bentuk CCS atau carbon capture utilization unit (CCUS), sehingga amonia diproduksikan menjadi blue ammonia.
"CO2 yang dihasilkan akan diinjeksikan ke sumur oil and gas untuk menambah tonase oil recovery. Dengan menyimpan CO2 di bawah tanah, dapat menjadi enabler untuk peningkatan produksi migas. Hal ini berpotensi meningkatkan profit PGN maupun PIM," tambah Budi.