Bagikan:

JAKARTA – Mengharapkan harga turun, para pedagang daging sapi melakukan aksi mogok sejak 28 Februari hingga 4 Maret. Namun, hal itu dinilai sia-sia, tidak membuat harga daging sapi turun, tetap Rp140 ribu per kilogram.

"Ya menurut saya enggak ada gunanya lah. Karena kan kita mengharapkan harga turun," kata salah satu pedagang daging sapi Adi di Pasar Slipi Pal Merah, Jakarta Barat, Jumat, 4 Maret.

Adi menilai justru aksi mogok selama lima hari itu membuat para pedagang daging merugi karena tidak mendapatkan penghasilan.

"Saya jadi rugi jutaan lah karena mogok kemarin," ujar Adi.

Adi mengungkapkan selama mogok berjualan itu seharusnya bisa menjual 5 sampai 6 kilogram daging sapi per harinya.

Padahal, sewaktu harga daging sapi pada kisaran Rp110.000 per kilogram, Adi bisa menjual 10 kilogram hingga 20 kilogram per hari.

"Sekarang mah lihat saja, masih sepi. Apalagi pas harganya masih Rp140.000," tutur dia.

Sementara itu, pedagang sapi lainnya, Suminta (54) mengaku kesulitan menjual daging dengan harga Rp140.000 per kilogram.

Bahkan menurut dia, kemungkinan harga akan terus naik mendekati hari lebaran.

"Kalau tahun lalu kan pas lebaran itu bisa sampai Rp150.000," ujar Suminta.

Dia berharap pemerintah mau membantu para pedagang sapi untuk menurunkan harga daging per kilogram agar mudah menjual dagangannya.

Sebelumnya, seluruh pedagang daging sapi termasuk di Pasar Slipi Jakarta Barat mogok berjualan mulai pada 28 Februari - 4 Maret 2022 karena harga daging sapi yang melonjak.

Pada kondisi normal harga daging sapi Rp110.000 per kilogram, tapi saat ini harganya sudah mencapai Rp140.000 per kilogram akibatnya pedagang kesulitan menjual daging sapi.