Teknis Kerja Operasi TMC dengan Cara Sebar 6 Ton Garam
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Tri Handoko Seto (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) saat ini sedang melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna mencegah hujan lebat tak kembali mengguyur Jabodetabek yang baru saja dilanda banjir.

Nantinya, Operasi TMC akan menggunakan pesawat terbang jenis CASA 212-200 dengan registrasi A-2105 dan CN-295. Pesawat ini membawa garam ke udara dan menyemainya di wilayah yang sudah ditentukan agar hujan dapat turun sebelum sampai di Jabodetabek.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Tri Handoko Seto mengatakan, kedua pesawat tersebut total akan membawa 6 hingga 8 ton garam dalam sehari, saat melakukan operasi TMC.

"Setiap hari dibutuhkan 4 sortie (empat gelombang) tapi kalau mungkin butuh lebih pesawat dan kru siap melakukan pekerjaan itu," tutur Seto, usai konferensi pers, di Kantor BPPT, Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat 3 Desember.

Seto berujar, berdasarkan pengalaman BPPT operasi TMC diklaim dapat mengurangi intensitas curah hujan 30 hingga 40 persen.

"Pengalaman kita di 2013, 2014 itu mampu mengurangi curah hujan 30-40 persen. Dalam operasi seperti ini. Biasanya garam ini semua kita semai bisa menghasilkan sekian juta kubik air hujan," jelasnya.

Menurut Seto berdasarlan informasi yang diterimanya, hingga sore ini sudah tiga sortie pesawat diberangkatkan untuk menaburkan garam di sejumlah titik yang sudah ditentukan.

"Hari ini rencananya 4 sortie. Berangkat dari Halim Perdanakusuma. Laporan update jalan sortie ke 3," tutur Seto.

Mengenai wilayah mana saja yang akan dilakulan penyemaian, Seto menjelaskan, semua sangat tergantung pada pertumbuhan awan. Awan yang berpotensi hujan menjadi tergetnya.

"Faktornya adalah yang kita liat awan-awan hujan yang berpotensi tinggi, itu yang kita semai. Sehingga probabilitas turunnya hujan bukan di Jabodetabek, tapi diaerah awan itu datangnya bisa lebih tinggi. Utamanya kita di Selat Sunda dan Lampung dan laut Jawa," jelasnya.

Seto memberi contoh, disampaikan oleh BMKG bahwa kedatangan awan dari Sumatra, maka operasi TMC akan mencegah awan tersebut masuk Jabodetabek dengan melakukan penyemaian di Selat Sunda.

"Kita semai dengan garam, NaCl dan dia akan turun hujan di Selat Sunda. Sehingga turun ke laut. Curah hujan di Jabodetabek bisa berkurang. Sehingga kita juga tidak akan kebanjiran, akibat debit atau volume air yang besar seperti yang kita alami, dua tiga hari lalu," tuturnya.