Kemendikbudristek-INKA Targetkan Pembuatan 9 Bus Listrik
ILUSTRASI/DOK VOI

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan PT INKA menargetkan pembuatan sembilan Bus Listrik Merah Putih (BLMP) yang akan digunakan pada pelaksanaan KTT G20 pada akhir 2022.

“Kami menargetkan sembilan BLMP tersebut dapat digunakan pada pelaksanaan KTT G20. Proses pembuatan ini melibatkan perguruan tinggi dan PT INKA,” ujar Ketua Percepatan BLMP, Edi Winarno di sela penandatanganan kerja sama pengembangan kendaraan listrik dilansir Antara, Selasa, 1 Maret.

Kerja sama pengembangan bus listrik tersebut melibatkan Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga, dan ISI Denpasar. Kerja sama tersebut, di antaranya dalam pembuatan komponen bus listrik mulai dari Smart Main Indicator Dispaly, Body, maupun Monocoque Chasis, Electric Powertrain , pembuatan stasiun pengisian ulang baterai, dan baterai.

Para dosen dan mahasiswa turut dilibatkan dalam proses riset dan pengembangan bus listrik tersebut melalui program sabatikal dosen di industri dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Para mahasiswa akan melakukan magang bersertifikat di PT INKA selama satu semester.

"Diperlukan biaya sebesar Rp45 miliar untuk pengembangan dan pembuatan sembilan bus listrik tersebut. Biaya tersebut dibebankan pada INKA dan Kemendikbudristek,” katanya.

PT INKA akan bertanggung jawab untuk pembiayaan sembilan platform bus listrik, tenaga insinyur dan teknisi, penyediaan pelatihan, biaya sertifikasi bus listrik untuk KTT G20, dan investasi untuk pengembangan bisnis pasca-KTT G20.

Sementara Kemendikbudristek bertanggung jawab untuk pengembangan komponen kunci bus listrik, pembuatan atau pengadaan komponen kunci bus listrik dan integrasi, dan tuning semua komponen kunci dalam platform bus.

Plt Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendikbudristek, Prof Teuku Faisal Fathani mengatakan Tri Dharma perguruan tinggi dapat menyatukan tiga pilar sebagai motor pembangunan berkelanjutan, menyiapkan SDM kreatif dan inovatif dan tulang punggung inovasi.

Faisal menjelaskan Indonesia memerlukan kendaraan listrik, karena semakin menurunnya cadangan bahan bakar fosil serta permasalahan yang ditimbulkan mulai dari polusi udara maupun pemanasan global.