JAKARTA - Presiden Joko Widodo menjelaskan proyeksi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, saat meresmikan kantor baru Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem di Jl. RP Soeroso No 42-46, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Februari.
Presiden menegaskan, 70 persen area ibu kota baru harus menjadi area hijau. Kemudian, 80 persen transportasi menggunakan energi hijau yaitu hydropower di Kalimantan Utara.
"80 persen yang ada atau perputaran mobilitas dari satu tempat ke tempat lain mobilitas orang itu didukung oleh 80 transportasi publik. Jadi bukan mobil pribadi," ujar Presiden Jokowi.
Sehingga, lanjutnya, di ibu kota baru nanti perpindahan dari titik atau daerah yang satu ke titik lain menurut perencanaan kota hanya memakan waktu 10 Menit.
"Jadi ini Ten Minutes City. Dan kita akan memberikan prioritas kepada yang pertama adalah pejalan kaki, orientasinya ke sana. Kedua yang naik sepeda, ketiga yang transportasi umum," jelas Jokowi.
"Jadi yang seneng jalan kaki silahkan pindah ke ibu kota baru. Yang seneng bersepeda, juga ingin sehat pindahlah ke Ibu kota baru. Kalau yang seneng naik mobil apalagi pakai BBM fosil jangan pindah ke ibukota baru. Karena Konsep besarnya adalah smart forest city," sambungnya.
Bak kota canggih, Jokowi menuturkan, IKN Nusantara akan dirancang dengan mayoritas penghijauan dan banyak hutan. Tapi semuanya dikelola dengan teknologi modern baik transportasi, sistem pengairan, sistem infrastruktur hingga sistem komunikasi dan pelayanan publik.
"Banyak yang bertanya kepada saya, terus anggarannya dari mana? Untuk kawasan inti yang di situ ada istana dan gedung kementerian memang itu semua dari APBN. Perkiraan kita adalah 20 persen dari total anggaran yang dibutuhkan. Sehingga 80 persen baik KPBU maupun investasi langsung oleh investor," tuturnya.
BACA JUGA:
Karena di daerah perbukitan, lanjut Jokowi, IKN Nusantara didesain menyesuaikan permukaan tanah yang ada. Kemudian area tepian air juga akan dibuat senatural mungkin. Saat ini, klaimnya, sedang dilakukan rehabilitasi dan perbaikan terkait ekosistem di Borneo.
"Ekosistem hutan yang ada saat ini ada beberapa yang sudah rusak justru akan kita rehabilitasi dan perbaiki jangan sampai ada anggapan bahwa kita ke sana untuk merusak hutan. Yang kita pakai ini 256 ribu hektare nantinya kurang lebih 50 ribu hektar yang dipake. Sisanya 200 ribu hektare adalah memang akan dibiarkan sebagai hutan hijau, yang jelek akan kita perbaiki yang tidak baik akan kita perbaiki," ungkap Jokowi.
Jokowi menambahkan, pemerintah tengah membangun nursery atau tempat persemaian dan pembibitan pohon yang produksinya diperkirakan dalam setahun yakni 20 juta bibit atau benih.
"Nanti dijelaskan detail sama Bu Siti Nurbaya. Tadi bisikin ke saya 'pak nursery hampir selesai'. Artinya yang kita kedepankan adalah sebuah kota ramah lingkungan," demikian Jokowi.