Bagikan:

JAKARTA - Curhat Ketua DPR RI Puan Maharani soal ada gubernur yang tak menyambut dirinya saat turun ke daerah, punya beragam makna. Menurut Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana Soediro pernyataan Puan lebih ke harapan bertemu dan koordinasi antar kader.

"Bukan semata soal menyambut, tetapi soal ajang diskusi atau saling tukar menukar informasi. Konsolidasi harus terus berjalan," kata Dede dalam keterangannya dikutip Minggu, 13 Februari.

Dede menambahkan, PDI Perjuangan biasa menyebut kader yang duduk di eksekutif, legislatif, dan struktural partai sebagai Tiga Pilar Partai. Ketiga Pilar Partai sudah seharusnya berkonsolidasi membuat kebijakan yang baik untuk masyarakat.

"Sekali lagi bukan soal menyambut tapi soal bertemu. Dalam pertemuan tersebut bisa terjadi saling diskusi dan koordinasi," ungkap Wakil Bendahara DPD PDI Perjuangan Jateng tersebut.

Dikatakan Dede, pernyataan Puan Maharani lebih ditujukan ke internal partai. Menurutnya, sebagai Ketua DPR RI yang diusung PDI Perjuangan, tentu ada rasa memiliki dan kebanggaan yang dirasakan oleh kader-kader keluarga besar PDI Perjuangan.

Terutama bagi kepala daerah yang diusung oleh PDI Perjuangan.

Seperti diketahui, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menumpahkan kekesalannya di hadapan kader-kader PDI-P karena ada gubernur yang tidak mau menyambut dirinya saat turun ke daerah.

Saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDI-P di Manado, Rabu, 9 Februari, ia mengaku heran kenapa ada gubernur yang tak menyambutnya padahal ia adalah seorang ketua DPR yang semestinya disambut dengan bangga oleh sesama kader PDI-P.

"Begitu saya datang enggak mau menyambut gitu loh. Saya jadi bingung. Kayak enggak semangat gitu. Padahal harusnya jadi kebangaan loh, ada kebangaan, saya juga bangga kok datang sebagai Ketua DPR ke mana-mana," kata Puan.