Bagikan:

BADUNG - Bandara Internasional I Gusti Ngurah, Bali, menyiapkan mitigasi atau antispasi bila bencana gempa dan tsunami yang sewaktu-waktu dapat menghantam Bandara Ngurah Rai.

Stakeholder Relations Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Taufan Yudhistira, mengatakan lokasi Bandara I Gusti Ngurah Rai, berdekatan dengan pantai dan laut dengan potensi bencana yang bisa saja timbul.

"Potensi itu akan selalu ada, tentunya tim dari teman-teman BMKG sudah menyiapkan mitigasi yang mereka sudah siapkan," kata Taufan, saat ditemui di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Jumat, 12 Februari.

Tim BMKG menurutnya sudah datang ke Bandara Ngurah Rai. BMKG memberikan link Aplikasi Warning Receiver System atau WRS yang menjadi salah satu informasi sebagai mitigasi bila terjadi bencana gempa dan tsunami.

"Ketika klik link itu, kita bisa melihat data seluruh gempa yang terjadi di Indonesia. Kita bisa melihat gempa mana yang bisa menimbulkan potensi (tsunami). Aplikasi link itulah yang sudah disiapkan BMKG dan kami sudah mempunyai linknya dan kami juga sudah memantau setiap waktu," papar Taufan.

"Ketika memang terjadi gempa. Ketika, gempa yang kita rasakan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, tentunya kita juga melihat apakah gempa tersebut memang berpotensi terjadi tsunami," sambungnya.

Stakeholder Relations Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Taufan Yudhistira/FOTO: Dafi VOI

Selain Aplikasi WRS, Bandara I Gusti Ngurah Rai juga memiliki komite krisis untuk mitigasi yang nantinya mengantisipasi bila terjadi bencana di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Komite krisis itu, juga pernah diterapkan saat terjadi erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali. 

"Kami punya sebuah komite-komite yang bertugas terkait hal krisis tersebut. Termasuk dulu perna Gunung Agung, kami mempunyai sebuah komite yang ketika gempa itu terjadi kami langsung berkoordinasi dan banyak hal yang kami lakukan," kata Taufan.

Selain itu, pihaknya dan BMKG juga mempunyai program simulasi bila terjadi bencana. Akan dilakukan juga simulasi penggunaan Aplikasi WRS bila terjadi potensi gempa dan tsunami.

"Dan memang sesuai statement yang diberikan BMKG bahwa WRS ini yang akan menginformasikan ketika ada potensi tsunami atas gempa yang terjadi. Itu, bisa kita ketahui kurang lebih 5 menit, ketika ada informasi (bencana) itu tentunya tim komite krisis ini, akan segera bertindak," jelasnya.

Selain itu, untuk jalur evakuasi, pihaknya juga sudah memetakan sesuai kondisi bencana. Bila memang terjadi tsunami Bandara I Gusti Ngurah Rai memiliki pelataran atau gedung tinggi untuk melakukan evakuasi kepada seluruh pengguna jasa di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

"Misalnya potensi tsunami tentunya kami mempunyai pelataran yang lebih tinggi dan kami bisa memberikan panduan atau pengarahan kepada seluruh pengguna jasa di bandara. Baik petugas atau penumpang atau calon penumpang, masyarakat umum menaiki titik kumpul daerah tinggi," katanya.

Taufan menyebut Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali memiliki struktur bangunan tahan gempa. Selama ini bila ada gempa di Bali, tidak menimbulkan kerusakan.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengantisipasi bencana gempa dan tsunami yang sewaktu-waktu dapat menghantam Bandara Ngurah Rai, Bali.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang didampingi oleh General Manager Bandara Ngurah Rai mengatakan keberadaan Bandara Ngurah Rai ini sangat vital bagi Indonesia, karena merupakan pintu masuk utama bagi para wisatawan dari berbagai negara.

Bali, menurut Dwikorita, merupakan salah satu destinasi wisata andalan Indonesia dan menjadi favorit wisatawan dunia. Selain itu berbagai agenda internasional sering diadakan di pulau tersebut.

"Jarak bandara dengan bibir pantai 0 meter dan ini sangat berpotensi besar tersapu tsunami, jika sewaktu-waktu gempa besar melanda Bali," ujar Dwikorita.