JAKARTA - Sejumlah sekolah di Kota Solo, Jawa Tengah mulai memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap untuk memenuhi kebutuhan energi pada kegiatan belajar mengajar (KBM).
"Ini kan sudah ada di dua SD, satu SMP, dan beberapa SMK. Nanti tergantung kebutuhannya," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka pada Serah terima program CSR instalasi PLTS Atap dan Solar Charging Station SDN 1 Kleco, SDN 2 Kleco, dan SMPN 3 Surakarta dari Yayasan Sinar Utama Nusantara (SUN) di Solo, Jumat 11 Februari dilansir dari Antara.
Ia berharap ke depan jumlah sekolah dengan panel surya tersebut bisa bertambah sehingga makin banyak bangunan yang menggunakan energi baru terbarukan.
"Kami koordinasikan dengan PT SUN. Ada beberapa perusahaan lain yang juga akan menyumbang solar panel. Ini sejalan dengan yang dibahas di G20, termasuk kendaraan listrik," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Corporate External Affair Head Yayasan Sinar Utama Nusantara (SUN) Anggita Pradipta mengatakan pemasangan panel surya tersebut diharapkan bisa menghemat biaya operasional yang dikeluarkan oleh sekolah.
"Untuk penghematannya bisa sampai 30 persen/bulan. Makin sinar kuat maka panel juga makin kuat menyerap sinar matahari. Untuk pemasangan di SDN 1 Kleco dan SDN 2 Kleco masing-masing kapasitasnya 3,1 kwp," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, teknologi tersebut tidak bisa digunakan pada malam hari mengingat tidak dilengkapi dengan baterai.
"Lain dengan solar charging point, ini ada baterainya. Kalau atap untuk siang hari, kalau charge bisa untuk malam hari juga," katanya.
Mengenai penambahan jumlah sekolah, dikatakannya, akan melihat kebutuhan di sekolah maupun tempat lain.
"Mungkin juga mendukung UMKM menggunakan energi baru terbarukan kami siap membantu. Untuk sekolah di Solo kami sudah pasang lima, selain tiga ini kami juga sudah pasang di SMKN 2 Surakarta dan SMKN 5 Surakarta," katanya.
Ia mengatakan untuk pemasangan di tiga sekolah kali, nilai investasi yang dikeluarkan oleh Yayasan SUN sebesar Rp450-500 juta.