Dishub Ungkap Faktor Penurunan Kemacetan Jakarta: Jalur Sepeda Hingga Ganjil-genap
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo (Foto: Diah Ayuwardhani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan perangkat navigasi, TomTom merilis data kemacetan di Jakarta pada tahun 2021 menurun. Saat ini, Jakarta menempati peringkat 46 dari 404 kota termacet di dunia.

Kepala Dinas Perhubungan DKI mengungkapkan lima faktor yang berperan menurunkan angka kemacetan Jakarta. Pertama, penambahan jalur sepeda dan revitalisasi trotoar.

"Penambahan dan revitalisasi trotoar, serta penambahan jalur sepeda sehingga meningkatkan minat masyarakat menggunakan moda transportasi yang ramah lingkungan," kata Syafrin dalam keterangannya, Jumat, 11 Februari.

Faktor kedua adalah penataan stasiun KRL yang terintegrasi dengan Transjakarta juga MRT/LRT dan perbaikan sistem integrasi angkutan umum melalui Program JakLingko. Penataan ini membuat mobilitas masyarakat termasuk aksesibilitas pejalan kaki serta integrasi antar moda menjadi teratur dan tertata.

Faktor ketiga, peningkatan kualitas dan area jangkau angkutan umum di DKI Jakarta. Hal ini, kata Syafrin, meningkatkan minat masyarakat untuk beralih dari penggunaan kendaaan pribadi ke angkutan umum.

Faktor keempat, upaya penanganan kemacetan pada 108 titik sejak tahun 2018 hingga 2021. "Sehingga, target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk kecepatan rata-rata di 41 koridor jalan utama pada jam sibuk terlampaui, yaitu 24,91 kilometer per jam," jelas Syafrin.

Faktor kelima, adanya penerapan ganjil-genap sebagai upaya pembatasan lalu lintas. Selama pandemi COVID-19, Pemprov DKI menerapkan sistem ganjil-genap di 13 ruas jalan serta pada pintu-pintu masuk tempat wisata utama.

Lebih lanjut, Syafrin menjelaskan Pemprov DKI melakukan penanganan kemacetan di Jakarta dengan mengembangkan kota Jakarta sebagai kota transit yang merupakan implikasi logis dari wilayah aglomerasi.

"Sebagai kota transit, integrasi transportasi publik melalui JakLingko, penataan kawasan stasiun KRL yang terintegrasi dengan Transjakarta juga MRT/LRT, serta pembangunan jalur sepeda dan perluasan trotoar akan terus dilakukan ke depannya," urainya.

Sebagai informasi, dilihat dari laman resminya, pemaparan data Tomtom Traffic Index menyebutkan saat ini Jakarta berada pada peringkat 46 dari total 404 kota pada tahun 2021.

Sementara, pada tahun 2020, Jakarta berada pada peringkat 31 sebagai kota termacet di dunia. Disebutkan, tingkat kemacetan Jakarta berkurang 2 persen dari tahun 2020 dan berkurang 19 persen dari tahun 2019.

Data menunjukkan waktu perjalanan pada 2021 rata-rata berkurang 2 menit per hari. Lalu, tingkat kemacetan di Jakarta pada tahun 2021 sebesar 34 persen. Artinya, rata-rata waktu perjalanan 34 persen lebih lama dibandingkan dengan kondisi awal tanpa kemacetan.