Bagikan:

PAPUA BARAT - Suasana mencekam akibat kerusuhan yang terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, Malawei, Papua Barat. Diketahui kejadian itu dipicu seorang warga, EK yang meninggal karena kesetrum.

Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Adam Erwind mengatakan, kejadian itu bermula saat ditemukannya, EK di atap rumah antara rumah ES dan S pada Jumat, 4 Februari, pukul 05.00 WIT.

Keluarga EK yang tidak terima sehingga memblokade jalan di kawasan Malawei, Sorong, Papua Barat pada Sabtu, 5 Februari, pukul 17.00 WIT.

“Jadi semalam itu ada yang meninggal kesetrum di atas genteng, entah dia mau maling atau mau apa, kita masih belum tau. Masih kita lidik, karena gentengnya orang," kata Adam saat dihubungi VOI, Minggu, 6 Februari.

“Akibat itu, karena memang, karena meninggal, akhirnya keluarga korban marah. Akhirnya malang jalan,” sambungnya.

Polisi yang bergerak cepat, baru dapat mengantisipasi kerusuhan pada Sabtu, pukul 21.00 WIT. Pihaknya membuka paksa blokade yang dilakukan warga tersebut.

“Jadi subuh ditemukan meninggal, sorennya (Keluarga EK) melakukan pemalangan, jam 7 WIT. jam 21.00 WIT, udah dibuka,” tuturnya.

Adam meminta untuk pihak keluarga agar lebih menahan diri dan menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kejadian serupa.

“Mohon kepada masyarakat menahan diri, diserahkan pihak kepolisian untuk mengetahui penyebab kematian si AK itu kenapa. Kita masih belum tau. Masih kita lidik,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Resor Sorong Kota yang dibantu Satuan Brimob Polda Papua Barat menggunakan gas air mata membubarkan sekelompok massa brutal yang blokade jalan umum dan melempari anggota polisi dengan batu, Minggu dini hari.

Kelompok massa tersebut memblokade Jalan Jenderal Sudirman selama 6 jam yang tentunya mengganggu aktivitas dan kenyamanan masyarakat. Massa juga membawa parang dan panah serta batu untuk menghadang aparat kepolisian membuka blokade jalan raya tersebut.

Aksi brutal itu dipicu kematian seseorang warga setempat yang diduga tersengat listrik di atas rumah orang.

Massa yang tidak terima atas kematian tersebut memblokade jalan untuk menuntut kepolisian mencari pelaku karena bagi mereka kematian itu bukan karena kena listrik, tapi dibunuh.

"Kami blokade jalan raya ini untuk menuntut kepolisian mencari pelaku pembunuhan saudara kami. Bagi kami dia dibunuh, bukan kena listrik," kata seorang massa aksi saat membakar ban bekas untuk memblokade jalan Jenderal Sudirman kota Sorong, Minggu 6 Februari dilansir Antara.

Massa aksi juga mengancam pengendara yang hendak melintas di jalan tersebut, serta melempari anggota polisi dengan batu saat menyuruh mereka membuka blokade jalan.

Aparat kepolisian gabungan Polres Sorong Kota dan Brimob Polda Papua langsung membubarkan massa aksi dengan menembak gas air mata.

Massa yang berhamburan melakukan perlawanan dengan melempari anggota polisi dengan batu dan juga menggunakan botol kaca.

Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pihaknya bersama dengan Brimob Polda Papua Barat membubarkan blokade jalan jendral Sudirman.

Menurut dia, aksi itu berawal dari salah seorang warga setempat yang ditemukan meninggal dunia di atas atap rumah warga.

Kemudian kepolisian melakukan penyelidikan dan mengetahui penyebab kematiannya karena listrik dan disampaikan kepada pihak keluarga.