SURABAYA - Pasangan bakal calon wali kota-wakil wali kota Surabaya, Machfud Arifin dan Mujiaman Sukirno mendaftarkan pencalonan ke KPU Surabaya. Diantar pendukung, keduanya berjalan kaki ke kantor KPU Surabaya.
Tampak para pendukung dari delapan partai politik (parpol) pengusung, yakni Partai Golkar, NasDem, Demokrat, PKB, PAN, PPP, Gerindra, dan PKS yang mengantarkan Machfud Arifin-Mujiaman.
Sebelum berangkat menuju KPU, duet ini lebih dulu ziarah ke makam Sunan Bungkul, sekaligus salat asar berjamaah. Setelah itu kemudian rombongan berangkat menuju Surabaya Town Square (SutoS), yang berjarak sekitar 300 meter dari kantor KPU Surabaya.
Di sepanjang jalan menuju KPU Surabaya, duet Machfud-Mujiamanmelambaikan tangan saat disambut antusias massa pendukung. Selain mendokumentasikan kedatangan Machfud-Mujiaman, tampak juga berbagai kesenian rakyat.
Banyaknya pendukung Machfud Arifin-Mujiaman membuat pengawasan protokol kesehatan COVID-19 sulit dilakukan. Selain berkerumun tanpa jaga jarak, ada pendukung yang tak memakai masker. Padahal petugas mengingatkan massa tetap menjaga jarak.
"Massa pendukung tolong jaga jarak, jangan berkerumun. Kami minta tolong pakai masker yang baik, pakai masker di atas hidung," teriak salah satu petugas penjaga keamanan dari kepolisian.
Satgas internal tim Machfud-Mujiaman pun kewalahan saat mencoba berusaha menghadang. "Massa pendukung yang sabar, jangan ikut masuk ke kantor KPU Surabaya," teriak petugas penjaga itu.
Dikonfirmasi soal kondisi itu, pengurus DPD II Partai Golkar, Arif Fathoni, mengaku sudah meminta massa pendukung tidak ikut mengantarkan Machfud-Mujiaman mendaftar ke KPU. Tujuannya agar tidak terjadi kerumunan massa, guna mencegah penularan COVID-19.
"Rapat terakhir memang karena ini masa pandemi, kita ingatkan pendukung agar tidak mengantarkan menggerakan kader dalam jumlah banyak," kata Toni.
BACA JUGA:
Pihaknya sambung Toni sudah mewanti-wanti dan mengingatkan relawan dan simpatisan, untuk tidak ikut datang ke KPU.
"Kita dari awal sudah mewanti-wanti untuk tidak ada arak-arakan, kalaupun ada yang mengantar hanya 50 orang dengan tetap menjaga protokol kesehatan ketat," kata Toni.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mengimbau kepada seluruh bakal calon kepala daerah, agar tidak membawa massa besar saat mendaftar ke KPU. Tujuannya agar tidak terjadi penularan COVID-19, sehingga muncul klaster baru.
"Risiko penularan menjadi sangat besar, jika massa tumpah ruah saat pendaftaran, karena dorongan semangat untuk menyukseskan. Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, kami imbau tak melibatkan massa besar," kata Khofifah.