Bagikan:

TULUNGAGUNG - Dinas Pendidikan Jawa Timur menghentikan sementara pembelajaran tatap muka di salah satu SMA negeri di Kabupaten Tulungagung, menyusul terjadinya penularan COVID-19 pada sembilan siswa setempat.

"Penghentian pembelajaran tatap muka (PTM) ini diberlakukan mulai Senin 31 Januari hingga sepekan ke depan," kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Tulungagung-Trenggalek di Tulungagung, Jumat 28 Januari.

Dikutip Antara, kebijakan itu diambil sebagai langkah pencegahan, agar pandemi yang sudah menjangkit ke sebagian siswa tidak terus menular.

Selain itu, siswa yang saat ini sakit maupun kontak erat bisa melakukan isolasi mandiri untuk menuju kesembuhan.

"Saat ini 'tracing' atau penelusuran sedang dilakukan untuk mengidentifikasi kontak erat yang mungkin juga tertular," ujarnya.

Kasus siswa sakit awalnya hanya dialami satu orang pada Rabu (26/1). Pemeriksaan pun dilakukan, termasuk dengan melakukan tes usap antigen. Begitu hasil antigen positif, pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan metode tes usap PCR dan hasilnya dinyatakan positif COVID-19.

Temuan awal itu yang kemudian segera ditindaklanjuti jajaran Dinas Kesehatan dengan melakukan penelusuran terhadap 36 siswa di kelas yang sama, berupa tes usap antigen.

Hasilnya, 18 positif antigen, yang ditindak lanjuti dengan tes usap PCR dengan hasil delapan siswa dinyatakan positif COVID-19.

"Rencananya 'tracing' akan dilakukan lagi selama dua hari sampai besok (29/1)," kata Sindhu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rokhmat menjelaskan pihaknya belum bisa memastikan varian yang ditemukan.

Pasalnya hingga saat ini masih dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Ia meminta pihak sekolah untuk lebih ketat menerapkan protokol kesehatan, dan mengambil kebijakan tentang adanya temuan ini.

"Ya kami meminta pihak sekolah mengambil kebijakan dengan temuan ini," pungkasnya.