Bagikan:

AMBON - Gubernur Maluku, Murad Ismail, memerintahkan intansi teknis terkait segera mengirim bantuan tanggap darurat kepada para korban bentrok antarwarga Desa Ori-Kariuw di Pulau Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

"Perintah Pak Gubernur bantuan harus segera mungkin dikirim ke Desa Kariuw. Tidak ada alasan dengan cara apa pun bantuan harus sampai di sana secepatnya," kata Pelaksana Tugas Sekda Maluku, Sadli Ie, usai rapat koordinasi penanganan korban konlik di Ambon dikutip Antara, Rabu, 26 Januari.

Dia mengatakan, saat konflik antarwarga dua desa bertetangga itu terjadi, dia bersama Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Pendeta Elifas Maspaitella, telah bertemu Ismail di rumah dinasnya, guna melaporkan perkembangan konflik tersebut.

Murad memerintahkan instansi teknis untuk segera berkoordinasi dan mengatur pengiriman berbagai bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dialami warga orban konflik.

"Sinode GPM saja, bisa kirim bantuan sore ini. Seharusnya Pemda bisa lebih cepat lagi dalam mendistribusi bantuan. Kalau tidak sore ini harus besok pagi. Itu perintah Pak Gubernur," ujar Ie.

Selain itu, diperintahkan kepada kepala Dinas Sosial Sartono Pining, kepala BPBD Maluku, Hendri Far-Far, dan Kepala Dinas Perhubungan Maluku, Muhammad Malawat, untuk segera berkoordinasi terkait pengiriman bantuan tanggap darurat kepada korban konflik di Pulau Haruku.

"Kalau kesulitan transportasi, kepala Dinas Perhubungan bisa menggunakan feri untuk membawa bantuan kesana. Seluruh biayanya akan ditangani Pemerintah Provinsi Maluku," tegasnya.

Menurut Ie, yang terpenting para korban konflik dapat segera ditangani dan tidak menderita akibat kesulitan bahan makanan maupun tenda darurat.

Sedangkan Kadis Perumahan dan Kawasan Permukiman Maluku, Deny Lilipori, diperintahkan untuk segera melakukan pendataan rumah-rumah warga yang terbakar dalam insiden penyerangan yang dipicu masalah batas tanah itu.

"Tolong segera berkoordinasi dengan aparat keamanan yang ditugaskan melakukan pengamanan dan berjaga disana, sehingga pendataan maupun penyaluran bantuan dapat berjalan lancar," katanya.

Karena itu dia mengimbau masyarakat ikut meredam situasi dan kondisi di lapangan, termasuk menangkal berbagai informasi dan berita yang menyesatkan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sekaligus membuat situasi semakin tidak terkendali.

"Percayakan penyelesaian konflik ini kepada aparat keamanan yang ditugaskan untuk mengendalikan dan mengatasinya di lapangan. Jangan terprovokasi isu-isu menyesatkan," ujarnya.